Usia pra-remaja adalah sebuah
masa atau waktu yang penuh dengan hal-hal yang ribut dan aktifitas yang kurang
bercanda, lambat berkembang dan kesehatan yang tak terbatas. Anak wanita
cenderung lebih mudah bertumbuh daripada anak laki-laki secara fisik, mental
dan bahkan secara emosi. Pada usia 12 tahun , anak wanita lebih cepat bertumbuh
selama 2 tahun tetapi setelah itu anak laki-laki akan menyusulnya bahkan sampai
usia 18-19 tahun
Pertumbuhan anak Tunas Remaja sering mengejutkan, karena
tiba-tiba tubuh mereka berubah cepat dan kita tidak lagi bisa mengenali mereka
sebagai anak-anak. Namun demikian di balik tubuh yang bertumbuh tsb. keadaan
kejiwaan mereka masih kekanak-kanakan. Hal ini sering membingungkan anak Tunas
Remaja, karena meskipun mereka tidak lagi dianggap anak-anak tapi mereka belum
bisa diterima di lingkungan orang dewasa. Marilah kita mengenal mereka lebih
dekat:
A. Ciri Khas Secara Jasmani
1.
Pertumbuhan fisik berkembang sangat pesat,
sehingga mengakibatkan ketidakstabilan. Mereka merasa resah karena hal
tersebut, untuk itu mereka membutuhkan perhatian dan pengertian, serta makanan
yang bergizi.
2.
Berat dan tinggi badan anak perempuan bertambah
lebih cepat dari anak laki-laki. Rata-rata anak perempuan memang memiliki
kedewasaan fisiologis dua tahun lebih cepat dibanding anak laki-laki. Baik
laki-laki maupun perempuan pada usia ini amat peka akan keadaan fisik mereka.
Karena itu, dalam membina hubungan yang sehat, jangan biarkan mereka (termasuk
gurunya) membuat gurauan/ledekan mengenai keberadaan fisik anak-anak ini.
3.
Sudah mulai mengalami proses kematangan seksual,
dimana anak perempuan mulai mengalami mensturasi. Guru wanita sebaiknya mulai
menyadari hal ini dengan memberikan waktu untuk berbicara secara pribadi kepada
mereka, karena sering mereka malu berbicara tentang hal ini dengan orang tua
mereka sendiri.
4.
Pita suara semakin dewasa, yang menyebabkan
suara anak laki-laki berubah. Besar kemungkinan sebagian anak laki-laki merasa
malu karenanya dan enggan untuk menyanyi. Untuk itu, guru dengan bijaksana
harus menyadari hal ini dan tidak memberi celaan kalau suara mereka mengganggu
dalam paduan suara. Sebaliknya berikan dorongan pada mereka, tapi bukan dengan
paksaan.
5.
Pertumbuhan jasmani yang pesat mengakibatkan
gerak-gerik anak pra-remaja menjadi kurang lincah, misalnya: mudah menumpahkan
sesuatu, kakinya tersandung, dsb. Masa ini dapat menjadi masa usia dimana
mereka seringkali merasa kikuk. Oleh karena itu guru sebaiknya bersikap sabar
dan penuh pengertian pada mereka.
6.
Memasuki masa remaja, anak-anak ini tidak lagi
terlalu suka melakukan berbagai permainan/kegiatan yang menuntut aktivitas
seluruh anggota tubuh mereka (seperti layaknya dilakukan oleh anak-anak usia
pratama dan madya). Mereka sekarang cenderung menyukai permainan kelompok, permainan
yang mempunyai peraturan tertentu serta menuntut ketrampilan. Ketrampilan,
keahlian serta kemampuan fisik merupakan sesuatu yang amat penting, terutama
bagi anak laki-laki.
B. Ciri Khas Secara Mental
1.
Inilah usia dimana seorang anak memiliki kepekaan
intelektual yang tinggi, suka mengadakan eksplorasi, diliputi perasaan ingin
tahu, dan amat berminat terhadap segala sesuatu yang terjadi di sekelilingnya.
Penting bagi guru untuk merancang berbagai program/aktivitas menarik yang mampu
merangsang daya pikir serta kreativitas mereka.
2.
Pada usia ini, seorang anak senang berdebat dan
mengkritik. Mungkin kalimat yang diucapkannya kedengaran kurang sopan, namun
demikianlah caranya mencari tahu mengenai dunia sekitarnya. Guru sebaiknya
tidak mudah tersinggung dan marah, melainkan belajar untuk memahami dan
mengenali maksud pertanyaan di balik kalimat mereka yang mungkin kedengaran
sangat tidak sopan atau kasar tsb.
3.
Menuntut segala sesuatu yang logis dan bisa
diajak berpikir secara serius. Tapi, daya pengertian mereka masih terbatas oleh
kurangnya pengalaman hidup. Diskusi terpimpin merupakan aktivitas yang disukai
anak-anak usia pra-remaja. Bila memungkinkan, guru dapat menghadirkan
"tokoh" ulama dalam diskusi tsb.
4.
Anak pra-remaja cenderung terlalu mudah mengambil
kesimpulan terhadap suatu hal, juga dalam pengambilan keputusan. Mengingat
pengalaman hidup yang masih sangat terbatas, mereka masih memerlukan bimbingan
dalam banyak hal. Oleh karena itu, kedekatannya dengan guru/pembimbing
memainkan peranan yang sangat penting, khususnya bagi mereka yang sedang
mengalami masa remaja yang penuh konflik dengan orangtua.
5.
Mereka masih suka berimajinasi, tapi kali ini
pikiran dan imajinasinya mendasari berbagai pengharapan dan tujuan yang ada di
dalam hatinya. Seringkali mereka menjalani hidupnya menurut teladan orang-orang
yang dikaguminya, kadang mereka membayangkan diri mereka menjadi seperti tokoh
idolanya tersebut. Usahakan agar anak-anak usia pra-remaja ini dapat bertemu
dengan orang-orang yang dapat menantangnya pada kehidupan kristen mereka yang
menarik.
6.
Mereka mulai peka melihat dan mengalami
ketidaksinambungan yang mencolok antara kepercayaan dan praktek. Meskipun anak
pra-remaja memiliki pengetahuan tentang benar dan salah, kadang-kadang kehendak
mereka untuk melakukan apa yang benar -- seperti yang diyakininya, tidak ada.
Untuk itu, guru harus acapkali menekankan pentingnya mengambil keputusan dan
bertindak sesuai dengan iman percaya mereka.
C. Ciri Khas Secara Emosi
1.
Emosinya tidak stabil, sebentar naik, sebentar
turun. Suatu saat mereka merasa sangat senang, tapi tidak lama kemudian mereka
dapat menjadi marah atau sedih. Seringkali mereka tidak dapat mengendalikan
perasaan-perasaannya tersebut. Guru sebaiknya bertindak sabar dan penuh
pengertian dalam membimbing mereka. Penjelasan dari sudut pandang ilmu
psikologi mungkin diperlukan untuk memberikan "alasan logis" pada
mereka mengenai apa yang tengah terjadi di dalam diri mereka pada usia
pra-remaja ini.
2.
Sering berubah dan tak menentu. Ada kalanya
mereka bersukaria dan lincah, tapi ada kalanya juga bermuram durja, bahkan
ingin melarikan diri dari kenyataan hidup yang tidak bisa diterimanya. Hal ini
wajar terjadi dalam diri anak pra-remaja, asal tidak berlangsung terus-menerus
dalam jangka waktu yang cukup panjang. Dalam hidupnya, memang anak-anak usia
pra-remaja sering mengalami keresahan, kebimbangan, bahkan tekanan. Mereka
memerlukan bimbingan dari orang dewasa yang dapat mengerti dan memahami mereka
sebagaimana adanya. Mereka membutuhkan kehadiran guru yang dapat menjadi
"teman baik" mereka dalam menghadapi berbagai pergumulan hidupnya.
D. Ciri Khas Secara Sosial
1.
Boleh dikatakan seorang anak pra-remaja akan
melakukan apa saja untuk memperoleh atau mempertahankan statusnya di dalam
sebuah kelompok. Bilamana seorang anak diombang-ambingkan oleh tekanan dari
teman sebaya, ia perlu sekali mengetahui apa standar mengenai masalah yang
sedang dihadapinya. Ia perlu diyakinkan bahwa seluruh kuasa Allah tersedia
baginya untuk menolongnya mengatasi konflik pribadi tsb.
2.
Hubungan antara laki dan perempuan dapat
menjurus pada hal-hal yang kurang sehat, apalagi dengan pengaruh media yang ada
saat ini. Akan lebih ideal bila laki-laki dibimbing oleh guru/ pembimbing pria
dan anak wanita dengan guru/pembimbing wanita.
E. Ciri Khas Secara Rohani
1.
Dalam menghadapi pergumulan jiwa seorang anak
pra-remaja, pertahanan yang terbaik adalah melakukan suatu serangan. Jika
mereka diberi kesempatan-kesempatan yang penuh tantangan untuk aktif bagi
Kristus, mereka akan bertumbuh secara rohani.
2.
Tidak seperti usia sebelumnya, mereka saat ini
tidak lagi beribadah karena paksaan orangtua. Mereka sudah mulai memiliki
pendirian dan keputusan sendiri. Oleh karena itu, guru harus dapat
membangkitkan minat mereka terhadap hal-hal rohani dan menyediakan atmosfir
yang menyenangkan dalam persekutuan pra- remaja, bila tidak, mereka akan segera
tertarik pada kelompok lain di luar gereja yang mungkin dapat menjuruskan
mereka ke hal-hal yang bertentangan dengan iman percayanya.
3.
Mereka membutuhkan contoh konkrit, pengalaman
yang nyata, serta relevansi pengajaran yang diterimanya dari Gereja dalam
kehidupannya sehari-hari. Karena itu, berikanlah ajaran yang sesuai dengan
kebutuhan dan pergumulan mereka, misalnya: pengenalan diri, emosi dan kehendak,
pergaulan yang sehat, penerimaan diri, dsb.
4.
Memiliki banyak pertanyaan tentang kebenaran,
mereka sedang mencari kebenaran yang sejati. Oleh karena itu, doronglah mereka
untuk berani bertanya dan memberikan pendapat. Berikanlah bimbingan dengan
sabar, dan jangan sekali-kali mengabaikan pertanyaan mereka (meski terdengar
sangat konyol dan sepele bagi guru). Untuk itu guru harus banyak belajar dan
berpengetahuan untuk dapat menolong mereka dengan bijaksana.
5.
Dapat mengalami kehidupan yang berpusat pada
Kristus. Bilamana demi Kristus, seorang anak secara pribadi memutuskan untuk
melakukan apa yang diketahuinya benar walaupun ia sudah tahu bahwa
konsekuensinya mungkin tidak menyenangkan, maka ia sudah mulai memasuki proses
ke kedewasaan moral dan spiritual.
6.
Teladan hidup orang dewasa amat penting bagi
mereka. Tantangan besar bagi para pembimbing anak pra-remaja adalah menjadikan
dirinya sendiri melaksanakan apa yang telah diajarkannya (walk the talk), bila
tidak, kita sedang mengajarkan pada mereka untuk menjadi orang yang munafik,
yang tidak memiliki integritas iman di dalam hidupnya.
Tanpa kita sadari, sebagai guru/pembimbing anak
pra-remaja, kita telah memainkan peran yang sangat penting dan menentukan dalam
kehidupan anak-anak itu. Seringkali, anda merupakan mata rantai penghubung yang
paling vital bagi seorang anak pra-remaja, bahkan, mungkin satu-satunya!
Para orangtua yang sedang mengalami konflik dengan
anaknya (bahkan, yang memiliki hubungan yang cukup harmonis) sangat membutuhkan
Anda. Kesaksian Anda sebagai guru/Pembimbing anak pra-remaja dalam mengajarkan
kebenaran dan iman mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan mereka.
0 komentar " MENGENAL CIRI ANAK PRA-REMAJA ", Baca atau Masukkan Komentar
Posting Komentar