Pada
beberapa tahun yang silam di Jepun, tepatnya di Tokyo diadakan konferensi
Islam. Dalam acara itu ada seorang yang menanyakan bagaimana hukumnya
bermazhab, apakah wajib bagi seseorang untuk mengikuti salah satu mazhab dari
ke empat.
Pada
kesempatan itu tampil syaikh Muhammad Sulthan Alma’sumi Al Khajandi, seorang
pengajar di masjidil Haram Makkah. Beliau menyerukan kaum muslimin untuk
kembali kepada yang pernah dilakukan oleh umat yang terbaik yaitu para sahabat.
Beliau menyeru untuk tidak bertaqlid buta (fanatik) pada salah satu mazhab tertentu. Akan tetapi dipersilakan mengambil dari tiap mujtahid atau ahli ijtihad dengan berdasarkan pada Alqur’an dan sunnah sebagai rujukan. Sebab sebenarnya mazhab-mazhab adalah pendapat dan pemahaman orang-orang berilmu dalam beberapa masalah.
Beliau menyeru untuk tidak bertaqlid buta (fanatik) pada salah satu mazhab tertentu. Akan tetapi dipersilakan mengambil dari tiap mujtahid atau ahli ijtihad dengan berdasarkan pada Alqur’an dan sunnah sebagai rujukan. Sebab sebenarnya mazhab-mazhab adalah pendapat dan pemahaman orang-orang berilmu dalam beberapa masalah.
Pendapat,
ijtihad dan pemahaman ini tidak diwajibkan oleh Allah dan rasul-Nya untuk
mengikutinya. Karena di dalamnya terdapat kemungkinan betul dan salah. Karena
tidak ada pendapat yang seratus persen benar kecuali yang berasal dari
Rasulullah SAW.
Menurut
syeikh sulthan settiap orang diharuskan
untuk salah satunya maka ia seorang fanatik..
Selain
itu , ada juga pendapat dari syekh
Ramadlan Al Buthi dalam bukunya “Alla Mazhabiyyah , Akhtharu bida’in fil Islam”
(Tidak bermazhab adalah bid’ah paling berbahaya dalam Islam). Beliau
berpendapat wajib bagi seorang muslim untuk mengikuti salah satu mazhab yang
masyhur (mazhab empat). Sebab mazhab-mazhab itu sudah teruji kesahihan nya.
Namun begitu tidak boleh bagi yang telah mengikuti salah satu mazhab tertentu
menyalahkan orang di luar mazhabnya.
0 komentar " MAKALAH HUKUM BERMADZHAB DAN BATASAN-BATASANNYA ", Baca atau Masukkan Komentar
Posting Komentar