Istri memegang peranan yang sangat penting dalam istana keluarganya.
Maka ia dituntut untuk memahami peranan tersebut lalu mengaplikasikannya dalam
kehidupan berkeluarga. Berikut ada beberapa wasiat untuk mereka yang berhasrat
menjadi istri yang mendambakan keluarga bahagia. Semoga bisa bermanfaat bagi
kita semua. Amin.
1.Takwa kepada Allah dan menjauhi maksiat
Bila engkau ingin kesengsaraan
bersarang di rumahmu dan bertunas, maka bermaksiatlah kepada Allah.
Sesungguhnya kemaksiatan menghancurkan negeri dan menggoncang kerajaan. Oleh
karena itu jangan engkau goncangkan rumahmu dengan berbuat maksiat kepada
Allah.
Wahai hamba Allah……..jagalah Allah maka Dia akan menjagamu beserta
keluarga dan rumahmu. Sesungguhnya ketaatan akan mengumpulkan hati dan
mempersatukannya, sedangkan kemaksiatan akan mengoyak hati dan menceraiberaikan
keutuhannya.
Karena itulah, salah seorang wanita shalihah jika mendapatkan sikap
keras dan berpaling dari suaminya, ia berkata:”Aku mohon ampun kepada
Allah….itu terjadi karena perbuatan tanganku (kesalahanku)….”Maka hati-hatilah
wahai saudariku muslimah dari berbuat maksiat, khususnya:
-Meninggalkan shalat atau mengakhirkannya atau menunaikannya dengan cara
yang tidak benar.
-Duduk di majlis ghibah dan namimah, berbuat riya dan sum’ah.
-Menjelekkan dan mengejek orang lain. Allah berfirman, “Wahai
orang-orang yang briman janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain
(karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang
menolok-olokkan) dan janganlah wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita
lain (karena) boleh jadi wanita-wanita
(yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan”(QS. Al
Hujurat: 11).
-Keluar menuju pasar tanpa kepentingan yang sangat mendesak dan tanpa
didampingi mahram. Rasulullah bersabda:”Negeri yang paling dicintai Allah
adalah masjid-masjidnya dan negeri yang paling dibenci Allah adalah pasar-pasarnya”(HR.
Muslim).
-Mendidik anak dengan pendidikan barat atau menyerahkan pendidikan anak
kepada para pambantu dan pendidik-pendidik yang kafir.
-Meniru wanita-wanita kafir. Rasulullah bersabda:”Siapa yang menyerupai
suatu kaum maka ia termasuk golongan mereka”(HR. Imam Ahmad dan Abu Daud serta
dishahihkan Al-Albany).
-Membiarkan suami dalam kemaksiatannya.
-Tabarruj (pamer kecantikan) dan sufur (membuka wajah).
-Membiarkan sopir dan pembantu masuk ke dalam rumah tanpa kepentingan
yang mendesak.
2.Berupaya mengenal dan memahami suami
Hendaknya engkau berupaya memahami suamimu. Apa –apa yang ia sukai,
berusahalah memenuhinya dan apa-apa yang ia benci, berupayalah untuk
menjauhinya dengan catatan selama tidak dalam perkara maksiat kepada Allah
karena tidak ada ketaatan kepada makhluk
dalam bermaksiat kepada Al-Khalik (Allah ‘Azza Wajalla).
3. Ketaatan yang nyata kepada suami dan bergaul dengan baik.
Sesungguhnya hak suami atas istrinya itu besar. Rasulullah
bersabda:”Seandainya aku boleh memerintahkanku seseorang sujud kepada orang
lain niscaya aku perintahkan istri untuk sujud kepada suaminya”(HR. Imam Ahmad
dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Al-Albany).
Hak suami yang pertama adalah ditaati dalam perkara yang bukan maksiat
kepada Allah dan baik dalam bergaul
dengannya serta tidak mendurhakainya. Rasulullah bersabda:”Dua golongan yang
shalatnya tidak akan melewati kepalanya, yaitu budak yang lari dari tuannya
hingga ia kembali dan istri yang durhaka kepada suaminya hingga ia kembali”(HR.
Thabrani dan Hakim, dishahihkan oleh Al-Albany).
Ketahuilah, engkau termasuk penduduk surga dengan izin Allah, jika
engkau bertakwa kepada Allah dan taat kepada suamimu. Dengan ketaatanmu pada
suami dan baiknya pergaulanmu terhadapnya, engkau akan menjdai sebaik-baik
wanita (dengan izin Allah).
4.Bersikap qanaah (merasa
cukup)
Kami meninginkan
wanita muslimah ridha dengan apa yang diberikan untuknya baik itu sedikit
ataupun banyak.
Maka janganlah ia menuntut di luar kesanggupan suaminya atau meminta
sesuatu yang tidak perlu. Renungkanlah wahai saudariku muslimah, adabnya wanita
salaf radhiallahu ‘anhunna…Salah seorang dari mereka bila suaminya hendak
keluar rumah ia mewasiatkan satu wasiat kepadanya. Apakah itu??? Ia berkata
pada suaminya:”Hati-hatilah engkau wahai suamiku dari penghasilan yang haram,
karena kami bisa bersabar dari rasa lapar namun kami tidak bisa bersabar dari
api neraka…”
5. Baik dalam mengatur urusan rumah tangga, seperti mendidik anak-anak
dan tidak menyerahkannya pada pembantu, menjaga kebersihan rumah dan menatanya
dengan baik dan menyiapkan makan pada waktunya.
Termasuk pengaturan yang baik adalah istri membelanjakan harta suaminya
pada tempatnya (dengan baik), maka ia tidak berlebih-lebihan dalam perhiasan
dan alat-alat kecantikan.
6.Baik dalam bergaul dengan keluarga suami dan kerabat-kerabatnya,
khususnya dengan ibu suami sebagai orang yang paling dekat dengannya.
Wajib bagimu untuk menampakkan kecintaan kepadanya, bersikap lembut,
menunjukkan rasa hormat, bersabar atas kekeliruannya dan engkau melaksanakan
semua perintahnya selama tidak bermaksiat kepada Allah semampumu.
7.Menyertai suami dalam perasaannya dan turut merasakan duka cita dan
kesedihannya.
Jika engkau ingin hidup dalam hati suamimu, maka sertailah ia dalam duka
cita dan kesedihannya. Renungkanlah wahai saudariku kedudukan Ummul Mukminin,
Khadijah radhiallahu ‘anha, dalam hati Rasulullah walaupun ia telah meninggal
dunia.. Kecintaan beliau kepada Khadijah tetap bersemi sepanjang hidup beliau,
kenangan bersama Khadijah tidak terkikis oleh panjangnya masa. Bahkan terus
mengenangnya dan bertutur tentang andilnya dalam ujian, kesulitan dan musibah yang dihadapi.
Seorangpun tidak akan lupa perkataannya yang masyur sehingga menjadikan Rasulullah merasakan
ketenangan setelah terguncang dan merasa bahagia setelah bersedih hati ketika
turun wahyu pada kali pertama:” Demi Allah, Allah tidak akan menghinakanmu
selamanya. Karena sungguh engkau menyambung silaturahmi, menaggung orang lemah,
menutup kebutuhan orang yang tidak punya
dan engkau menolong setiap upaya menegakkan kebenaran”.(HR. Mutafaq alaihi,
Bukhary dan Muslim).
8.Bersyukur (berterima kasih) kepada suami atas kebaikannya dan tidak
melupakan keutamaannya.
Wahai istri yang mulia! Rasa terima kasih pada suami dapat kau tunjukkan
dengan senyuman manis di wajahmu yang menimbulkan kesan di hatinya, hingga terasa ringan
baginya kesulitan yang dijumpai dalam pekerjaannya. Atau engkau ungkapkan
dengan kata-kata cinta yang memikat yang dapat menyegarkan kembali cintamu di
hatinya. Atau memaafkan kesalahan dan kekurangannya dalam menunaikan hak-hakmu
dengan membandingkan lautan keutamaan dan kebaikannya kepadamu.
9.Menyimpan rahasia suami dan menutupi kekurangannya (aibnya).
Istri adalah tempat rahasia suami dan orang yang paling dekat dengannya
serta paling tahu kekhususannya. Bila menyebarkan rahasia merupakan sifat yang
tercela untuk dilakukan oleh siapapun, maka dari sisi istri lebih besar dan
lebih jelek lagi. Saudariku, simpanlah
rahasia-rahasia suamimu, tutuplah aibnya dan jangan engkau tampakkan
kecuali karena maslahat yang syar’I seperti mengadukan perbuatan dhalim kepada
Hakim atau Mufti atau orang yang engkau harapkan nasehatnya.
10.Kecerdasan dan kecerdikan serta berhati-hati dari kesalahan.
Termasuk kesalahan adalah: Seorang istri menceritakan dan menggambarkan
kecantikan sebagian wanita yang
dikenalnya kepada suaminya. Padahal Rasulullah telah melarang hal itu dalam
sabdanya:”Janganlah seorang wanita bergaul dengan wanita lain lalu mensifatkan
wanita itu kepada suaminya sehingga seakan-akan suaminya melihatnya”(HR.
Bukhary dalam An-Nikah).
Adapted from : Rumah tangga tanpa problema, Syaikh Mazin Bin Abdul Karim
Al- Farih.
“Untuk para istri yang berhasrat menjadi penyejuk hati dan mata
suaminya. Semoga Allah memeliharamu dalam naungan kasih sayang dan rahmatNya.
Amin.”
0 komentar " 10 WASIAT UNTUK SEORANG ISTRI ", Baca atau Masukkan Komentar
Posting Komentar