A. Latar Belakang Masalah
Anak adalah buah hati,belahan
jiwa,perhiasan dunia dan kebangaan orang tua yang merupakan karunia terbesar
dari Allah.Anak lahir dalam pemeliharaan orang tua dan dibesarkan dalam
keluarga.Orang tua tanpa ada yang memerintah langsung berperan sebagai
pendidik,baik bersifat sebagai pemelihara,sebagai pengasuh,sebagai
pembimnbing,sebagai pembina maupun sebagai guru dan pemimpin terhadap anak-anaknya.
Anak mengisap norma-norma pada
anggota keluarga,baik ayah,ibu maupun kakak-kakaknya.Maka orang tua di dalam
keluarga harus dapat menjalankan perannya untuk memperhatikan anak-anaknya
serta mendidiknya,sejak anak-anak itu kecil,bahkan sejak anak itu masih dalam
kandungan.Jadi tugas orang tua mendidik anak-anaknya itu terlepas sama sekali
dari kedudukan,keahlian atau pengalaman dalam pendidikan yang legal.
Lingkungan keluarga adalah tempat
dimana manusia pertama kali mengenal norma-norma kehidupan.Oleh karena itu
keluarga merupakan faktor yang penting dalam proses pembentukan kepribadian dan
tingkah laku seseorang.Setelah manusia lahir ke dunia ia akan mendapatkan
perlakuan pertamadari ayah dan ibunya.Perlakuan tersebut akan diterima oleh
anak dan kemudian akan berfungsi sebagai bahan pembentukan sikap dan
kepribadiannya.[1]
Dasar kepribadian seorang anak
terbentuk sebagai hasil perpaduan antara warisan sifat-sifat,bakat orang tua
dan lingkungan dimana ia berada dan berkembang.Anak menerima dengan daya
penirunya,dengan senang hati,sekalipun kadang-kadang ia tidak menyadari benar
ap maksud dan tujuan yang ingin dicapai dengan pendidikan itu
,kebiasaan-kebiasaan tertentu yang diinginkan untuk dapat di lakukan
anak,ditanamkan benarbenar sehingga seakan-akan tidak boleh tidak dilakukan
oleh si anak.[2]
Menurut AL-Ghozali,sebagaimana
dikutip oleh abu Firdaus AL-Hawani bahwa anak sebagai amanat,hatinya
bersih,suci,polos,dan kosong dari segala ukiran dan gambaran ,anak akan selalu
meniru yang diukirkannya dan cenderung terhadap apa yang mempengaruhinya maka
apabila dia dibiasakan melakukan kejahatan dan ditelantarkan bagai binatang
liar maka anak akan sengsara sebagai pertanggung jawaban dalam pengemban amanah
Allah.[3]
Seiring dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi,banyak dampak dan akibat yang timbul dari padanya
salah satunya adlah semakin sulit para orang tua mengemban amanah allah dalam
mengasuh anak-anaknya,karena pengaruh dari luar yang ikut berperan dalam
menentukan warna pendidikan dan kepribadian anak.
Dampak lain yang timbul dari ilmu
pengetahuan dan teknologi juga telah merubah cara berpikir dan pandangan
sebagian besar orang tua,orang tua lebih mengutamakan urusan yang menyangkut
keduniaan,sementara meremehkan urusan akhirat ,ambisi cita-cita dan puncak
keinginan orang tua adalah agar anak menjadi dokter ,sarjana,pilot,dan berbagai
gelar duniawi lainnya,orang tua mempersiapkan diri untuk mendidik anak-anak
mereka secara lahiriah saja dan mengabaikan pendidikan hati nurani,padahal
dengan unsur hati nurani itulah mereka dapat hidup dengan senang.
Dalam diri setiap anak perlu
ditumbuhkan rasa- keimanan sejak dini karena keimanan merupakan landasan yang
kokoh bagi konsep pendidikan yang mantap dan hasilnya berkualitas tinggi,dengan
bekal keimanan,anak akan memiliki perilaku istimewa karena hidupnya dilengkapi
dengan sistem,tatanan,hukum,dan keharmonisan.sistem pendidikan yang berpijak
pada dasar-dasar keimanan akan mendatangkan hasil yang lebih berkualitas,lahir
maupun batin,jika dibandingkan dengan sistem pendidikan yang hanya mementingkan
segi lahiriah tanpa landasan keimanan.[4]
[1] Imam Suraji, Etika
dalam Perspektif Al-Qur’an dan Hadits, (Jakarta: Pustaka Al-Husna Baru,
2006), Cet. I, h. 100.
0 komentar " PERAN ORANG TUA TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DALAM PERSPEKTIF ISLAM MENURUT ZAKIAH DRAJAD ", Baca atau Masukkan Komentar
Posting Komentar