Maslow
mengembangkan teori tentang bagaimana semua motivasi saling berkaitan. Ia
menyebut teorinya sebagai “hirarki kebutuhan”. Kebutuhan ini mempunyai tingkat
yang berbeda-beda. Ketika satu tingkat kebutuhan terpenuhi atau mendominasi,
orang tidak lagi mendapat motivasi dari kebutuhan tersebut. Selanjutnya orang
akan berusaha memenuhi kebutuhan tingkat berikutnya. Maslow membagi tingkat
kebutuhan manusia menjadi sebagai berikut:
- Kebutuhan fisiologis: kebutuhan yang dasariah, misalnya rasa lapar, haus, tempat berteduh, seks, tidur, oksigen, dan kebutuhan jasmani lainnya.
- Kebutuhan akan rasa aman: mencakup antara lain keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional.
- Kebutuhan sosial: mencakup kebutuhan akan rasa memiliki dan dimiliki, kasih sayang, diterima-baik, dan persahabatan.
- Kebutuhan akan penghargaan: mencakup faktor penghormatan internal seperti harga diri, otonomi, dan prestasi; serta faktor eksternal seperti status, pengakuan, dan perhatian.
- Kebutuhan akan aktualisasi diri: mencakup hasrat untuk makin menjadi diri sepenuh kemampuannya sendiri, menjadi apa saja menurut kemampuannya.
Menurut
teori kebutuhan Maslow, kebutuhan yang berada pada hierarki paling bawah tidak
harus dipenuhi sebagian sebelum seseorang akan mencoba untuk memiliki kebutuhan
yang lebih tinggi tingkatannya. Sebagai misal seorang yang lapar atau seorang
yang secara fisik dalam bahaya tidak begitu menghiraukan untuk mempertahankan
konsep diri positif (gambaran terhadap diri sendiri sebagai orang baik)
dibandingkan untuk mendapatkan makanan atau keamanan; namun begitu, orang yang
tidak lagi lapar atau tidak lagi dicekam rasa takut, kebutuhan akan harga diri
menjadi penting. Maslow kemudian menyempurnakan modelnya untuk
memasukkan tingkat penghargaan antara kebutuhan dan aktualisasi diri: kebutuhan
untuk pengetahuan dan estetika.
Implikasi bagi Manajemen
Jika teori Maslow berpendapat,
ada beberapa implikasi penting bagi managemen. Ada
peluang untuk memotivasi karyawan melalui gaya
manajemen, pekerjaan desain, acara perusahaan, dan paket kompensasi, beberapa
contoh yang berikut:
· Kebutuhan
fisiologis: Menyediakan istirahat makan siang, istirahat, dan upah yang cukup
untuk membeli kebutuhan pokok kehidupan.
· Kebutuhan
keamanan: Menyediakan lingkungan kerja yang aman, tunjangan pensiun, dan
keamanan kerja.
· Kebutuhan
sosial : Buat rasa komunitas melalui proyek-proyek berbasis tim dan kegiatan
sosial.
· Kebutuhan
akan penghargaan : Mengenali prestasi untuk membuat karyawan merasa dihargai
dan dihargai. Pekerjaan menawarkan judul yang menyampaikan pentingnya posisi.
· Aktualisasi
diri: Menyediakan karyawan sebuah tantangan dan kesempatan untuk mencapai
potensi penuh mereka karier.
Akan
tetapi teori maslow ini sesungguhnya bersifat subjetif, tergantung pada setiap
individunya, ada dimana menurut seseorang bahwa individu A tersebut belum
mencapai aktualisasi diri akan tetapi justru malah individu A tersebut merasa
dirinya telah mencapai aktualisasi diri. Hal itu terjadi karena penilaian
kepuasan akan kebutuhan itu hanya bisa dinilai oleh individu sendiri – sndiri
yang bersangkutan dan sifatnya sangat subjektif dan tidak dapat dinilai dengan
orang lain.
Contohnya
seperti seorang pelukis ternama Picasso, semasa hidupnya jadi pelukis dia tidak
pernah dihargai karya – karyanya oleh orang lain hingga ketika Ia meninggal
baru lah karyanya diakui dan dihargai. Akan tetapi mengapa Ia masih terus
berkarya dan melukis karena baginya semua telah dia dapat, walaupun
kehidupannya pas- pasan dalam hal fisiologis, tapi baginya itu sudah lebih dari
cukup dan kebutuhan rasa aman pun terpenuhi dan kebutuhan akan cinta kasih
telah Ia dapatkan begitu pula dengan penghargaan, walaupun orang lain tidak
menghargai karyanya akan tetapi sudah terdapat kepuasan didalam dirinya tentang
karya – karyanya maka walaupun orang lain tidak menghargai itu tidak berdampak
baginya. Karena kembali lagi bahwa kepuasan seseorang tidak ditentukan dari
penilaian orang lain akan tetapi dari dalam diri individu tersebut, karena
memang kebutuhan dan kepuasan seseorang memang bersifat subjektif
• Kebutuhan yang bersifat fisiologis (lahiriyah). Manifestasi kebutuhan ini terlihat dalam tiga hal pokok, sandang, pangan dan papan. Bagi karyawan, kebutuhan akan gaji, uang lembur, perangsang, hadiah-hadiah dan fasilitas lainnya seperti rumah, kendaraan dll. Menjadi motif dasar dari seseorang mau bekerja, menjadi efektif dan dapat memberikan produktivitas yang tinggi bagi organisasi.
• Kebutuhan keamanan dan ke-selamatan kerja (Safety Needs) Kebutuhan ini mengarah kepada rasa keamanan, ketentraman dan jaminan seseorang dalam kedudukannya, jabatan-nya, wewenangnya dan tanggung jawabnya sebagai karyawan. Dia dapat bekerja dengan antusias dan penuh produktivitas bila dirasakan adanya jaminan formal atas kedudukan dan wewenangnya.
• Kebutuhan sosial (Social Needs).
Kebutuhan akan kasih sayang dan bersahabat (kerjasama) dalam kelompok kerja atau antar kelompok. Kebutuhan akan diikutsertakan, mening-katkan relasi dengan pihak-pihak yang diperlukan dan tumbuhnya rasa kebersamaan termasuk adanya sense of belonging dalam organisasi.
• Kebutuhan akan prestasi (Esteem Needs).
Kebutuhan akan kedudukan dan promosi dibidang kepegawaian. Kebutuhan akan simbul-simbul dalam statusnya se¬seorang serta prestise yang ditampilkannya.
• Kebutuhan mempertinggi kapisitas kerja (Self actualization).
Setiap orang ingin mengembangkan kapasitas kerjanya dengan baik. Hal ini merupakan kebutuhan untuk mewujudkan segala kemampuan (kebolehannya) dan seringkali nampak pada hal-hal yang sesuai untuk mencapai citra dan cita diri seseorang. Dalam motivasi kerja pada tingkat ini diperlukan kemampuan manajemen untuk dapat mensinkronisasikan antara cita diri dan cita organisasi untuk dapat melahirkan hasil produktivitas organisasi yang lebih tinggi.
Teori Maslow tentang motivasi secara mutlak menunjukkan perwujudan diri sebagai pemenuhan (pemuasan) kebutuhan yang bercirikan pertumbuhan dan pengembangan individu. Perilaku yang ditimbulkannya dapat dimotivasikan oleh manajer dan diarahkan sebagai subjek-subjek yang berperan. Dorongan yang dirangsang ataupun tidak, harus tumbuh sebagai subjek yang memenuhi kebutuhannya masing-masing yang harus dicapainya dan sekaligus selaku subjek yang mencapai hasil untuk sasaran-sasaran organisasi
Menurut Abraham Maslow manusia mempunyai
Kebutuhan maslow harus memenuhi kebutuhan yang paling penting dahulu kemudian meningkat ke yang tidak terlalu penting. Untuk dapat merasakan nikmat suatu tingkat kebutuhan perlu dipuaskan dahulu kebutuhan yang berada pada tingkat di bawahnya.
1. Kebutuhan Fisiologis
Contohnya adalah : Sandang / pakaian, pangan / makanan, papan / rumah, dan kebutuhan biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain sebagainya.
2. Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan
Contoh seperti : Bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari teror, dan lain sebagainya.
3. Kebutuhan Sosial
Misalnya adalah : memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan lain-lain.
4. Kebutuhan Penghargaan
Contoh : pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan banyak lagi lainnya.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Adalah kebutuhan dan keinginan untuk bertindak sesuka hati sesuai dengan bakat dan minatnya
0 komentar " ABRAHAM MASLOW : TEORI HIERARKI KEBUTUHAN ", Baca atau Masukkan Komentar
Posting Komentar