A. Latar Belakang Masalah
Allah menciptakan manusia ke muka bumi ini
sebagai khalifah (pemimpin) dan menjadi pembeda dari makhluk yang
lainnya yaitu dianugrahi akal (Dedeng Rosyidin, 2009 : 39). Potensi akal tersebut sepanjang sejarah manusia sangat
berperan dalam aspek kehidupan manusia. Akal
yang selalu dinamis, sehingga terjadinya perubahan yang sangat dramatis dalam
setiap kebudayaan dan peradaban manusia. Potensi akal ini, menjadi pengaruh
yang besar bagi kehidupan manusia bila ada pengelolaan dan arahan yang jelas
sehingga adanya totalitas dan optimalisasi akal. Dalam mewujudkan itu semua,
manusia menjalani sebuah proses yang dinamakan pendidikan.
Proses pendidikan merupakan sebuah keniscayaan bagi manusia untuk
melanjutkan sebuah estapeta kehidupan. Proses ini selalu berkesinambungan mulai
dari zaman primitif sampai pada zaman modern sekarang ini dan untuk kemudian
dilanjutkan pada zaman yang akan datang. Adapun tujuan pendidikan sebagaimana
orang-orang Yunani kuno mengatakan ialah agar manusia menjadi manusia (Ahmad
Tafsir, 2010:117).
Namun setiap zaman selalu ada tantangan dan hambatan yang berbeda dalam
memanusiakan manusia tersebut, semakin maju sebuah zaman maka semakin besar
permasalahan manusia. Untuk permasalah sekarang adalah sebagaimana yang dikatakan Nietzche yang dikutip oleh
Ahmad Tafsir (2010:118)
“banyak sekali manusia
yang tidak berhasil menjadi manusia. Mereka saling menyikut, saling
menjatuhkan, merusak alam lingkungan, ingin benar sendiri, mementingkan diri
sendiri, memaksakan kehendak”.
Nampaknya yang dikeluhkan Nietzche pada saat itu terjadi di Indonesia.
Seperti yang diungkap dalam REPUBLIKA.CO.ID, bahwa Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mencatat hasil survei pada
2010 menunjukkan, 51 persen remaja di Jabodetabek telah melakukan seks
pranikah. "Artinya dari 100 remaja, 51 sudah tidak perawan," menurut
perkataan Kepala BKKBN Sugiri Syarief. Hasil survei untuk beberapa wilayah lain
di Indonesia, seks pranikah juga dilakukan beberapa remaja, misalnya saja di
Surabaya tercatat 54 persen, di Bandung 47 persen, dan 52 persen di Medan. Selain
itu, data tentang penyalahgunaan narkoba menunjukkan, dari 3,2 juta jiwa yang
ketagihan narkoba, 78 persennya adalah remaja. Lebih mengagetkan lagi bagi dunia pendidikan adalah
tentang tawuran pelajar, geng Nero yang dilakukan oleh pelajar siswi asal Juwana,
Pati - Jawa Tengah (antaranews.com). ini menjadi tamparan keras bagi dunia
pendidikan dan menjadi tugas besar bagi semua elemen masyarakat pada umumnya.
0 komentar " AKTIVITAS SISWA PADA PENERAPAN FULL DAY AND BOARDING SCHOOL SYSTEM HUBUNGANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK ", Baca atau Masukkan Komentar
Posting Komentar