01. Sistem Penanggalan Jawa
Penanggalan Jawa lebih lengkap & komprehensif apabila dibandingkan dgn sistim penanggalan lainnya, lengkap & komprehensifnya adalah suatu pembuktian bahwa ketelitian Jawa dlm mengamati kondisi & pengaruh seluruh alam semesta terhadap planet bumi seisinya termasuk pengaruh kepada pranatan kehidupan manusia, dpt disampaikan antara lain adanya rumusan tata penanggalan jawa sbb:
1. Pancawara – Pasaran;Perhitungan hari dengan siklus 5 harian:
1). Kliwon / Kasih
2). Legi / Manis
3). Pahing / Jenar
4). Pon / Palguna
5). Wage / Kresna / Langking.
2. Sadwara – Paringkelan,Perhitungan hari dgn siklus 6 harian:
1). Tungle / Daun
2). Aryang / Manusia
3). Wurukung / Hewan
4). Paningron / Mina / Ikan
5). Uwas / Peksi / Burung
6). Mawulu / Taru / Benih
3. Saptawara – Padinan,Perhitungan hari dgn siklus 7 harian:
1). Minggu / Radite
2). Senen / Soma
3). Selasa / Anggara
4). Rebo / Budha
5). Kemis / Respati
6). Jemuwah / Sukra
7). Setu / Tumpak / Saniscara
4. Hastawara – Padewan,Perhitungan hari dgn siklus 8 harian:
1). Sri
2). Indra
3). Guru
4). Yama
5). Rudra
6). Brahma
7). Kala
8). Uma
5. Sangawara – Padangon,Perhitungan hari dgn siklus 9 harian:
1). Dangu / Batu
2). Jagur / Harimau
3). Gigis / Bumi
4). Kerangan / Matahari
5). Nohan / Rembulan
6). Wogan / Ulat
7). Tulus / Air
8). Wurung / Api
9). Dadi / Kayu
6. Wuku, Perhitungan hari dgn siklus mingguan dari 30 wuku:
1). Sinta
2). Landhep
3). Wukir
4). Kurantil
5). Tolu
6). Gumbreg
7). Warigalit
8). Warigagung
9). Julungwangi
10). Sungsang
11). Galungan
12). Kuningan
13). Langkir
14). Mandhasiya
15). Julungpujud
16). Pahang
17). Kuruwelut
18). Marakeh
19). Tambir
20). Medhangkungan
21). Maktal
22). Wuye
23). Manahil
24). Prangbakat
25). Bala
26). Wugu
27). Wayang
28). Kulawu
29). Dhukut
30). Watugunung
7. Sasi Jawa – ada 12:
1). Sura
2). Sapar
3). Mulud
4). Bakdomulud
5). Jumadilawal
6). Jumadilakhir
7). Rejeb
8). Ruwah
9). Poso
10). Sawal
11). Dulkangidah
12). Besar
8. Tahun Jawa – ada 8:
1). Alip
2). Ehe
3). Jimawal
4). Je 08
5). Dal
6). Be
7). Wawu
8). Jimakir
9. Windu – umurnya 8 tahun:
1). Adi / Linuwih
3). Sengara / Panjir
2). Kuntara
4). Sancaya / Sarawungan
10. Lambang – umurnya 8 tahun jumlahnya ada 2:
1). Lambang Langkir
2). Lambang Kulawu
11. Kurup – umurnya 15 windu atau 120 tahun, ada 7 kurup (menurut tanggal 1 Suro tahun Alip):
1). Senen / Isananiyah
2). Selasa / Salasiyah
3). Rebo / Arbangiyah
4). Kemis / kamsiyah
5). Jemuwah / Jamngiyah
6). Setu / Sabtiyah
7). Akad / Akdiyah
12. Mangsa- jumlahnya 12:
1). Kasa / Kartika
2). Karo / Pusa
3). Katiga / Manggasri
4). Kapat / Setra
5). Kalima / Manggala
6). Kanem / Maya
7). Kapitu / Palguna
8). Kawolu / Wisaka
9). Kasanga / Jita
10). kasepuluh / Srawana
11). kasewelas / Sadha
12). Karolas / Asuji
Sistim Penanggalan Jawa disebut jg Penanggalan Jawa Candrasangkala atau perhitungan penanggalan bedasarkan peredaran Bulan mengitari Bumi. Petungan penanggalan Jawa sudah dicocokkan dgn penanggalan Hijriah. Namun demikian pencocokkan ini bukanlah menjiplak sepenuhnya jg mempergunakan perhitungan yg rumit oleh para leluluhur kita. Ada perbedaan yg hakiki antara sistim perhitungan penanggalan Jawa dgn penanggalan Hijriah, perbedaan yg nyata adalah pada saat penetapan pergantian hari ketika pergantian sasi/bulan. Candrasangkala Jawa menetapkan bahwa pergantian hari ketika pergantian sasi waktunya adalah tetap yaitu pada saat matahari terbenam (surup – antara pukul 17.00 sampai dgn 18.00), sedangkan pergantian hari ketika pergantian sasi/bulan pada penanggalan Hijriah ditentukan melalui Hilal & Rukyat.
02 Kalender Masehi
Tanggal 1 Januari org2 di berbagai belahan dunia akan bersorak sorai merayakan pergantian tahun. Setelah 365 hari yg telah kita lalui, kita akan menyambut 365 hari yg baru. Harapan2 dilambungkan utk menyongsong hari yg baru. Doa2 diucapkan. Tahun baru telah tiba! Namun, di balik kegembiraan tahun baru, pernahkah terlintas di benak kita pertanyaan2 seputar kalender? Misalnya, tahukah anda mengapa satu tahun lamanya 365 hari & setelah itu datang tahun baru membawa 365 hari yg baru, atau tahukah anda sejak kapan kalender yg kita gunakan sekarang ini mulai digunakan pertama kalinya & siapa yg menciptakannya? Setiap tahunnya kita lalui 365 kali pergantian hari (& 366 hari jika tahun kabisat) yg terbagi ke dlm 12 bulan. Dimulai dgn Januari, diakhiri dgn Desember. Diantaranya terdapat Februari, Maret, April, Mei, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober & November. Pada duabelas bulan tsb, setiap harinya istimewa. Hari2 tertentu merupakan sebuah perayaan atau peringatan bagi sekelompok org. Di negara kita misalnya, setiap tanggal 17 Agustus diperingati sbg hari kemerdekaan negara kita. Setiap tanggal 25 Desember umat Kristiani di seluruh dunia merayakan Natal. Pada tanggal 1 Januari, tahun baru kita rayakan. Jika digabungkan hari perayaan atau hari peringatan di seluruh dunia, kemungkinan besar setiap harinya merupakan hari perayaan atau peringatan. Tanggal2 seperti ini adalah bagian dari sistem penanggalan Gregorian atau lebih kita kenal di Indonesia sbg sistem penanggalan masehi. Selain resmi digunakan sehari2 di negara kita, sistem penanggalan Gregorian ini merupakan sistem penanggalan internasional. Sistem penanggalan Gregorian adalah sistem penanggalan yg berdasarkan pada siklus pergerakan semu Matahari melewati titik vernal equinok dua kali berturut2, yg lamanya rata2 adalah 365, 242199 hari. Revolusi Bumi mengelilingi Matahari tiap tahunnya mengakibatkan Matahari terlihat dari Bumi bergerak melintasi bola langit. Padahal, sebenarnya Bumi bergerak mengitari Matahari maka kita melihat Matahari diproyeksikan pada medan bintang yg berbeda2. Lintasan Matahari semu selama setahun ini kemudian disebut ekliptika. Mudahnya, bayangkan saja bintang2 di langit. Bintang2 tampak terbit & tenggelam setiap harinya. Hal ini tdk lain diakibatkan oleh rotasi Bumi terhadap sumbunya, bukan karena Bumi yg diam & dikelilingi oleh bintang2, seperti yg dikira org2 zaman dahulu selama berabad abad. Titik vernal equinok adalah titik semu pada lintasan ekliptika tempat Matahari melewati atau tepat berada pada garis ekuator langit (perpanjangan garis ekuator Bumi), yg terjadi sekitar tanggal 21 Maret. Sistem penanggalan dgn acuan Matahari seperti ini disebut jg solar calendar atau kalender syamsiah. Oleh karena penyesuaian dgn pergerakan semu Matahari inilah, satu tahun dlm kalender Gregorian lamanya 365 hari. Tetapi, sistem penanggalan Gregorian dgn 365 hari seperti sekarang ini sebetulnya merupakan reformasi dari sistem penanggalan yg digunakan sebelumnya. Kalender Gregorian pada mulanya adalah kalender yg digunakan oleh bangsa Romawi kuno & bukan berdasarkan pada siklus Matahari (solar calendar) seperti sekarang ini. Kalender aslinya dulu tdk terdiri dari duabelas bulan seperti sekarang, tetapi terdiri dari sepuluh bulan (Martius, Aprilis, Maius, Junius, Quintilis, Sextilis, September, October, November, December) dgn jumlah hari sepanjang tahun adalah 304 hari. Permulaan tahun dlm kalender Romawi kuno dihitung sejak pendirian kota Roma pertama kalinya atau "from the founding of the city (of Rome)", yg diterjemahkan dari bahasa Romawi "ab urbe condita". Selain itu awal tahun atau tahun baru dirayakan setiap tanggal 1 Maret, bukan 1 Januari seperti sekarang. Kemudian kalender ini dimodifikasi menjadi kalender yg terdiri dari 12 bulan dgn jumlah hari tiap bulannya masih menyesuaikan dgn siklus peredaran Bulan mengitari Bumi, rata2 adalah 29,5 hari. Raja Romawi, Numa Pompilius kemudian memperkenalkan Februari & Januari diantara bulan Desember & Maret. Dgn demikian didapat tahun yg lamanya 354 hari. Kemudian pada tahun 450 SM Februari dipindahkan ke posisinya sekarang ini, di antara Januari & Maret. Tetapi, tahun dgn 354 hari tidak sesuai dgn periode Bumi mengelilingi Matahari yg telah diketahui waktu itu, yaitu 365,242199 hari. Pada setiap akhir tahun kalender yg dimodifikasi tsb tdk sesuai sekitar sebelas hari dengan pergantian musim, & setelah tiga tahun perbedaan dgn musim ini menjadi sekitar sebulan. Utk mengakali hal ini, kalender segera dikoreksi dgn menambahkan satu bulan setiap dua tahun sekali. Tdk berapa lama kalender yg dikoreksi menimbulkan kebingungan dlm masyarakat Romawi kuno. Pada 46 SM, Julius Caesar mereformasi kalender dgn memerintahkan bahwa panjang satu tahun haruslah 365 hari & terdiri dari 12 bulan, berdasarkan pertimbangan dari seorang ahli astronomi dari Alexandria bernama Sosigenes. Ini mengakibatkan beberapa hari harus ditambahkan pada beberapa bulan agar panjang tahun yg semula 354 hari dpt menjadi 365 hari. Ia jg menetapkan bahwa bulan2 yg berada pada urutan ganjil memiliki 31 hari & bulan yg berada pada urutan genap memiliki 30 hari, dgn bulan Februarinya berjumlah 29 hari. Selain itu, pada tahun 44 SM bulan Quintilis diubah namanya menjadi Juli utk menghormati Julius Caesar. Dgn demikian, jumlah hari dlm beberapa bulan tdk lagi bersesuaian dgn siklus Bulan mengelilingi Bumi yg lamanya rata2 29,5 hari. Kalender Julian, demikian kalender ini disebut, tdk lagi bersifat lunar calendar (kalender Qamariyah) karena ketidak sesuaiannya dgn siklus Bulan. Tetapi permasalahan tdk serta merta selesai setelah reformasi kalender Julian. Masih ada perbedaan sekitar seperempat hari antara kalender Julian dgn panjang tahun sebenarnya (pergerakan semu Matahari sepanjang tahun). Jika dibiarkan terus, dlm kurun waktu empat tahun kalender Julian akan mengalami akumulasi perbedaan sebesar satu hari. Dlm waktu beberapa puluh tahun, kalender Julian akan mengalami akumulasi perbedaan dgn musim lebih besar lagi. Dgn demikian, kalender Julian tdk lagi sesuai dgn pergantian musim, padahal tujuan utama reformasi Julian adalah menyesuaikan dgn musim. Reformasi Julian jadinya hanya menunda ketidak sesuaian tersebut, seperti yg terjadi pada kalender Romawi kuno, lebih lama saja. Utk mengakali perbedaan dgn musim tsb, dgn pertimbangan lain lagi dari Sosigenes, setiap empat tahun sekali akan ditambahkan satu hari pada bulan Februari. Tahun seperti inilah yg kemudian kita kenal sbg tahun kabisat. Maka, pada tahun kabisat tsb Februari akan terdiri dari 30 hari sehingga jumlah hari satu tahunnya menjadi 366 hari. Dgn begitu, panjang rata2 tiap tahunnya adalah 365,25 hari & menjadi cukup dekat dgn tahun sebenarnya yg panjang rata2nya 365,242199 hari. Namun, Februari yg kita kenal sekarang terdiri dari 28 hari. Terdapat cerita menarik mengenai perubahan Februari dari 29 hari menjadi 28 hari, meskipun tdk diyakini kebenarannya. Tahun 8 SM bulan Sextilis diganti namanya menjadi Augustus utk menghormati kaisar Augustus yg memerintah Romawi setelah Julius Caesar. Pada masa kekuasaannya, ia mengambil satu hari dari bulan Februari utk ditambahkan ke bulan Agustus, sehingga bulan Agustus pun kemudian terdiri dari 31 hari, bukan 30 hari lagi seperti sebelumnya. Dgn jumlah hari yg sama antara Juli & Agustus, walaupun namanya dijadikan nama bulan setelah bulan Juli, ia tdk lagi merasa inferior terhadap Julius Caesar. Setelah didapat panjang tahun rata2 yg cukup dekat dgn panjang tahun sebenarnya dgn solusi tahun kabisat, rupanya panjang tahun ini belumlah cukup sangat akurat sehingga dlm kurun waktu yg cukup lama dpt tetap mengakibatkan ketidaksesuaian dgn musim. Dgn "kesalahan" yg besarnya hanya 0,007801 hari tiap tahunnya, dlm kurun waktu 128 tahun akan terdapat ketidaksesuaian dgn musim (panjang tahun sebenarnya) sekitar satu hari. Pada tahun 1582 kalender Julian telah memiliki ketidak sesuaian dgn musim sebesar 10 hari. Utk mengatasi hal ini, Paus Gregorius XIII mengambil dua langkah.
Pertama, ia memutuskan bahwa tanggal 4 Oktober tahun 1582 akan langsung diikuti dgn tanggal 15 Oktober 1582, bukan tanggal 5 Oktober 1582.
Kedua, utk mencegah ketidak sesuaian dgn musim ini kembali terjadi, ia jg menetapkan bahwa tiga dari empat tahun abad (tahun yg berakhiran dgn 00, misalnya tahun 1600, 1700, dst) bukanlah tahun kabisat. Dgn peraturan tahun kabisat yg dulu, setiap empat tahun sekali, tahun yg habis dibagi empat akan menjadi tahun kabisat. Tetapi, dgn peraturan yg dikeluarkan oleh Paus Gregorius ini maka tahun abad yg tdk habis dibagi 400 tdk akan menjaditahun kabisat. Dgn demikian, tahun 1700, 1800, 1900 bukan tahun kabisat, sedangkan tahun 2000, yg habis dibagi 400, merupakan tahun kabisat. Tetapi, peraturan dari Paus Gregorius ini tdk langsung diterapkan. Memang negara2 dgn mayoritas umat Katholik dgn segera mengubah penanggalannya ke sistem penanggalan yg telah direformasi Paus Gregorius, tetapi tdk demikian pada negara2 dgn mayoritas umat Kriten Protestan & lainnya. Pada banyak negara kalender Julian masih digunakan, bahkan sampai tahun 1918 masih digunakan oleh Rusia. Sehingga dlm kurun waktu 1582-1918 tsb, harus jelas penanggalan yg mana yg digunakan, yg Julian atau Gregorian. Demikianlah kisah kalender yg kita gunakan sehari2 kini. Menarik mengetahui bahwa manusia dpt "mensiasati waktu".
03 Menghitung Hari dgn Sistem Penanggalan Hijriah
Perhatikan bahwa hari raya Islam setiap tahunnya tdk pernah jatuh pada tanggal yg sama, pada kalender yg kita gunakan sehari2. Bulan puasa tahun ini lebih cepat sekitar sebelas hari daripada tahun lalu. Bulan puasa tahun ini jg akan lebih lambat sekitar sebelas hari dari pada bulan puasa tahun depan. Dari tahun ke tahun dgn akumulasi perbedaan sekitar sebelas hari tiap tahunnya, misalnya, hari raya haji tdk selalu datang pada musim yg sama. Kadang hari raya haji terjadi pada musim panas dgn sinar matahari yg terik, kadang terjadi pada musim dingin yg menggigil. Mengapa terjadi perbedaan sekitar sebelas hari antara penanggalan Islam dgn penanggalan yg kita gunakan sehari2, yg resmi digunakan oleh dunia internasional? Perbedaan ini bukan karena jumlah bulan yg berbeda antara penanggalan Islam dgn penanggalan sehari2. Pada prinsipnya jumlah bulan dlm kedua sistem penanggalan adalah sama. Keduanya memiliki duabelas bulan dlm satu tahunnya. Tahun dlm kalender yg digunakan sehari2 atau penanggalan masehi diawali dgn Januari & berakhir dgn Desember. Tahun dlm penanggalan Islam atau Hijriah diawali dgn bulan Muharram & diakhiri dgn bulan Dzulhijjah. Diantaranya terdapat bulan Shafar, Rabiul Awwal, Rabiul Akhir, Jumadil Awwal, Jumadil Akhir, Rajab, Sya'ban, Ramadhan, Syawal, & Dzulko'dah. Lantas apa yg membuat penanggalan Islam lebih cepat daripada penanggalan masehi? Pada penanggalan Islam pergantian bulan barunya adalah berdasarkan pada penampakan hilal, yaitu bulan sabit terkecil yg dpt diamati dgn mata telanjang. Hal ini tdk lain disebabkan penanggalan Islam adalah penanggalan yg murni berdasarkan pada siklus sinodis bulan dlm sistem penanggalannya (lunar calendar), yaitu siklus dua fase bulan yg sama secara berurutan. Satu bulan dlm sistem penanggalan Islam terdiri antara 29 & 30 hari, sesuai dgn rata2 siklus fase sinodis Bulan 29,53 hari. Satu tahun dlm kalender Islam adalah 12 x siklus sinodis bulan, yaitu 354 hari 8 jam 48 menit 36 detik. Itulah sebabnya kalender Islam lebih pendek sekitar sebelas hari dibandingkan dgn kalender masehi dan kalender lainnya yg berdasarkan pada pergerakan semu tahunan matahari (solar calendar). Karena ini pula bulan2 dlm sistem penanggalan Islam tdk selalu datang pada musim yg sama. Selain itu, dlm jangka waktu satu tahun masehi bisa terjadi dua tahun baru hijriah. Contohnya seperti yg terjadi pada tahun 1943, dua tahun baru hijriah jatuh pada tanggal 8 Januari 1943 & 28 Desember 1943. Perbedaan antara penanggalan hijriah dgn penanggalan masehi yg kita gunakan sehari2 tdk berhenti disitu saja. Terdapat pula perbedaan pada pergantian harinya. Kita ketahui bahwa hari baru pada penanggalan masehi berawal pada jam 00.00 malam hari. Itu pula sebabnya org sering mengucap selamat ulang tahun pada tengah malam jam 00:00 saat pergantian hari, dgn harapan ucapan tsb menjadi ucapan pertama pada awal hari jadinya seseorang. Dlm penanggalan Hijriah hari baru berawal setelah Matahari terbenam & berlangsung sampai saat terbenamnya Matahari keesokan harinya. Misalnya, hari pertama dimulai sejak matahari terbenam hari sabtu & berakhir sampai matahari terbenam pada hari minggu. Hari kedua dimulai sejak matahari terbenam hari minggu sampai matahari terbenam keesokan harinya, hari senin. Begitu seterusnya. Ketujuh hari dlm penanggalan Hijriah memang tdk dinamai, melainkan dinomori. Ketujuh hari tsb adalah:
Yawm al 'ahad: hari pertama
Yawm al 'ithnayn: hari kedua
Yawm ath thalatha: hari ketiga
Yawm al 'arba'a: hari keempat
Yawm al khamis: hari kelima
Yawm al jum'a: hari keenam
Yawm as sabt: hari ketujuh
Utk keperluan sipil sehari2, misalnya utk negara2 Islam yg memakai penanggalan Hijriah sbg kalender resminya, penanggalan ini didasarkan pada perhitungan (hisab). Bulan terdiri dari 29 & 30 hari secara bergantian. Dimulai dgn bulan Muharram yg terdiri dari 30 hari, disusul dgn Shafar 29 hari, kemudian Rabiul awal 30 hari & seterusnya secara bergantian sampai bulan Dzulhijjah. Tetapi khusus utk bulan terakhir ini jumlah hari bisa 29 atau 30 hari. Utk tahun kabisat, bulan Dzulhijjah terdiri dari 30 hari. Utk tahun basithoh (biasa), bulan Dzulhijjah terdiri dari 29 hari. Sehingga jumlah hari dlm tahun kabisat akan menjadi 355 hari. Utk keperluan keagamaan, misalnya utk menentukan awal hari puasa atau hari raya, pergantian bulan pada penanggalan Hijriah tetap diwajibkan dgn dasar pengamatan hilal (rukyah). Pengamatan hilal ini pun harus dilakukan dgn sangat hati2 & dgn sumpah suci pengamat berikut saksi. Di Indonesia kita kenal Badan Hisab Rukyat, bersama2 dgn Departemen Agama, yg bertugas mengamat hilal di suatu tempat khusus. Ilmuwan, dlm hal ini ahli ilmu falak & astronom, tdk ketinggalan. Karena dpt atau tdk terlihatnya hilal dpt diprediksi dgn perhitungan yg sudah menjadi santapan sehari2 mereka. Tetapi kadang suatu organisasi Islam punya acuannya sendiri dlm persoalan hilal ini. Satu dgn lainnya kadang tdk sejalan. Oleh karena itu tdk mengherankan sering terdapat perbedaan dlm memulai ibadah puasa & hari raya Idul Fitri, misalnya. Hal yg seringkali terjadi di tanah air. Walaupun demikian, hendaknya persoalan ini tdk menjadi pembeda yg dpt meresahkan umat. Sistem penanggalan Islam (1 Muharram 1 Hijriyah) dihitung sejak peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW beserta para pengikutnya dari Mekkah ke Madinah, atas perintah Tuhan. Oleh karena itulah kalender Islam disebut jg sbg kalender Hijriah. Di barat kalender Islam biasa dituliskan dgn A.H, dari latinnya Anno Hegirae. Peristiwa hijrah ini bertepatan dgn 15 Juli 622 Masehi. Jadi penanggalan Islam atau Hijriah (1 Muharram 1 Hijriah) dihitung sejak terbenamnya Matahari pada hari Kamis, 15 Juli 622 M. Walaupun demikian, penanggalan dgn tahun hijriah ini tdk langsung diberlakukan tepat pada saat peristiwa hijrahnya nabi saat itu. Kalender Islam baru diperkenalkan 17 tahun (dlm perhitungan tahun masehi) setelah peristiwa hijrah tsb oleh sahabat terdekat Nabi Muhammad sekaligus khalifah kedua, Umar bin Khatab. Beliau melakukannya sbg upaya merasionalisasikan berbagai sistem penanggalan yg digunakan pada masa pemerintahannya. Kadang sistem penanggalan yg satu tdk sesuai dgn sistem penanggalan yg lain sehingga sering menimbulkan persoalan dlm kehidupan umat. Kalender dgn 12 bulan sebetulnya telah lama digunakan oleh Bangsa Arab jauh sebelum diresmikan oleh khalifah Umar, tetapi memang belum ada pembakuan perhitungan tahun pada masa2 tsb. Peristiwa2 penting biasanya hanya dicatat dalam tanggal & bulan. Kalaupun tahunnya disebut, biasanya sebutan tahun itu dikaitkan dgn peristiwa penting yg terjadi pada masa itu. Misalnya tahun gajah dsb. Setelah banyak persoalan muncul akibat tdk adanya sistem penanggalan yg baku, & atas prakarsa Khalifah Umar, diadakanlah musyawarah dgn tokoh2 sahabat lainnya mengenai persoalan penanggalan ini. Dari sini disepakati bahwa tahun hijrahnya Nabi Muhammad SAW beserta para pengikutnya dari Mekkah ke Madinah adalah tahun pertama dlm kalender Islam. Sedangkan nama2 keduabelas bulan tetap seperti yg telah digunakan sebelumnya, diawali dgn bulan Muharram & diakhiri dgn bulan Dzulhijjah. Peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad beserta para pengikutnya dari Mekkah ke Madinah yg dipilih sbg titik awal perhitungan tahun, tentunya mempunyai makna yg amat dlm bagi umat Islam. Peritiwa hijrah dari Mekkah ke Madinah merupakan peristiwa besar dlm sejarah awal perkembangan Islam. Peristiwa hijrah adalah pengorbanan besar pertama yg dilakukan nabi & umatnya utk keyakinan Islam, terutama dlm masa awal perkembangannya. Peristiwa hijrah ini jg melatarbelakangi pendirian kota muslim pertama. Tahun baru dlm Islam mengingatkan umat Islam tdk akan kemenangan atau kejayaan Islam, tetapi mengingatkan pada pengorbanan & perjuangan tanpa akhir di dunia ini.
04. Mangenai Hilal
Awal bulan Puasa & Idul Fitri ditentukan oleh adanya pengamatan Hilal, yaitu sesaat ketika Bulan melewati fase konjungsi (dlm bahasa Arab: Ijtimak), yaitu ketika Matahari-Bumi-Bulan berada pada satu garis lurus. Pada saat sekitar ijtimak, Bulan tdk dpt terlihat dari bumi, karena permukaan bulan yg nampak dari Bumi tdk mendapatkan sinar matahari, sehingga dikenal istilah Bulan Baru. Pada petang pertama kali setelah ijtimak, Bulan terbenam sesaat sesudah terbenamnya matahari. Ijtimak merupakan pedoman utama penetapan awal bulan dlm Kalender Hijriah. Hilal itu sendiri, saat bulan teramati, tepat sesaat setelah ijtimak, Bagaimana hilal ditentukan? Hilal ditentukan menggunakan 2 metode, yaitu Hisab & Rukyat.
01. Hisab, adalah menentukan posisi berdasarkan perhitungan, yaitu dari menghitung posisi Matahari & Bulan terhadap Bumi. Posisi Bulan Baru penting karena menjadi penanda dimulainya penanggalan pada bulan yg baru (Tanggal 1 Kalender Hijriah).
02. Rukyat, adalah penentuan posisi Bulan Baru berdasarkan pengamatan, yakni bulan sabit pertama tampak sesaat setelah ijtimak. Rukyat dpt dilakukan dgn pengamatan. Rukyat dilakukan pada saat menjelang terbenamnya Matahari, pertama kali sesaat setelah ijtimak (Pada waktu Bulan di ufuk Barat & terbenam sesaat setelah terbenamnya Matahari). Apabila hilal terlihat, maka pada saat tsb di lokal tsb memasuki tanggal 1. Tetapi bisa terjadi selang waktu ijtimak dgn terbenamnya Matahari terlalu pendek, sehingga secara teori, pendaran iluminasi cahaya Bulan tdk cukup teramati, karena masih terlalu suram dibandingkan semburat cahaya sekitar (pendaran cahaya Matahari terbenam). Dlm budaya Jawa ada suatu keyakinan bahwa hari itu memiliki bobot, yg masing2 harinya berbeda.
Wektu atau waktu yg dikenal di Jawa:
1). Wektu Pitu (7): hari yg kita kenal selama ini, dinobiasa disebutnya.
2). Wektu Limo (5): biasa disebut dgn Pasaran
3). Wektu Rolas (12): biasa disebut dgn Sasi
4). Wektu Wolu (8): nama tahun, ada 8 berarti sewindu
5). Wektu Papat (4): nama windu setiap 8 tahun.
6). Wektu Telungpuluh Limo (35): biasa disebut wuku, nama minggu & masih banyak lagi, yg sering kita dengar di masyarakat hanya wektu pitu & wektu limo saja yg sering dibahas.
Wektu Pitu (hari2 yg biasa kita pakai)
Hari Neptu
Ahad (Minggu) 5
Senen (Senin) 4
Seloso (Selasa) 3
Rebo (Rabu) 7
Kemis (Kamis) 8
Jum'at 6
Setu (Sabtu) 9
Wektu Limo (org Jawa biasa menyebut dgn Pasaran)
Legi 5
Paing 9
Pon 7
Wage 4
Kliwon 8
0 komentar " RAHASIA SISTEM PENANGGALAN JAWA ", Baca atau Masukkan Komentar
Posting Komentar