TESIS : HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN SOSIAL DAN KECEMASAN DENGAN SELF EFFICACY SISWA

HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN SOSIAL DAN KECEMASAN DENGAN SELF EFFICACY SISWA KELAS XI SMA ASSA’ADAH DI SAMPURNAN BUNGAH GRESIK

I.          PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang Masalah

            Setiap individu hidup memiliki kemampuan mereka untuk menghasilkan tingkat kinerja yang baik yang mempengaruhi kehidupan mereka. Kemampuan diri seseorang menentukan bagaimana ia  bersikap, berpikir, memotivasi diri sendiri dan berperilaku. Keyakinan tersebut menghasilkan efek yang beragam ini melalui empat proses utama termasuk kognitif, motivasi, afektif dan proses seleksi. Banyak cara yang di tempuh sesorang dalam meningkatkan kemampuan dirinya yaitu salah satunya dengan cepat menyelesaikan segala masalah yang terjadi baik masalah kognitif maupun sosialnya.
Self Efficacy ini bersumber dari teori belajar sosial, yaitu menekankan hubungan kausal timbal balik antara faktor lingkungan dengan faktor personal yang saling berkaitan.
             Self Efficacy merupakan salah satu faktor personal yang menjadi perantara atau mediator dalam interaksi antara faktor perilaku dan faktor lingkungan. Self Efficacy dapat menjadi penentu keberhasilan performansi dalam pelaksanaan aktifitas atau pekerjaan. Self Efficacy juga sangat mempengaruhi pola pikir, reaksi emosional seseorang dalam membuat keputusan.
            Konsep dasar teori Self Efficacy adalah pada masalah adanya keyakinan bahwa pada setiap individu mempunyai kemampuan mengontrol pikiran, perasaan dan perilakunya. Dengan demikian efikasi diri merupakan masalah persepsi subyektif
Fatimah (2006) mengemukakan pada umumnya siswa SMU sebagai masa remaja awal melewati tugas perkembangan secara bertahap, yaitu mengadakan penyesuaian diri dengan dirinya dan dengan lingkungannya. Upaya perkembangan untuk siswa yang berhasil melakukan penyesuaian sosial dengan baik di kelas XI SMA misalnya, mempunyai kemungkinan jauh lebih besar untuk dapat melakukan penyesuaian sosial dengan baik ketika siswa duduk di kelas selanjutnya dibandingkan dengan siswa yang tidak berhasil melakukan penyesuaian sosial dengan baik selama masa awal sekolah.
Siswa yang melakukan penyesuaian sosialnya dan upaya peningkatan ini merupakan tugas yang sulit dan butuh waktu yang lama, untuk meraih keberhasilan yang lebih baik dalam masa perkembangan dan pertumbuhan remaja selanjutnya. Usaha penyesuaian lingkungan yang dilakukan remaja tidaklah selalu berjalan dengan baik, remaja yang mengalami kecenderungan memiliki penyesuaian sosial ataupun penyesuaian pribadi yang buruk sering ditandai dengan adanya kurang mampu menyesuaikan di dengan lingkungannya, lebih tertutup, labil emosinya, mengalami kesukaran dalam berhubungan dengan orang lain.
Penyesuaian sosial adalah proses yang dilakukan individu pada saat menghadapi situasi dari dalam maupun dari luar dirinya. Pada saat individu mengatasi kebutuhan, dorongan-dorongan, tegangan dan konflik yang dialami agar dapat menghadapi kondisi tersebut dengan baik.
Hurlock (1999) mengemukakan bahwa ketidakmampuan siswa mengatur perilaku dalam berhubungan dengan orang lain, kaitannya dengan masalah-masalah yang. dihadapi seperti tidak adanya suatu pengembangan mode perilaku yang baik untuk ditiru atau faktor pengalaman awal yang tidak menyenangkan akan menimbulkan perilaku bermasalah yang biasanya ditunjukkan dengan adanya tanda tanda seperti egosentris cenderung menutup diri (introvert), tidak sosial atau anti sosial dalam lingkungan menjadi buruk disebabkan karena individu tersebut kurang adanya perhatian serta pengarahan dari orang tua, maka akan menyebabkan timbulnya perasaan rendah diri, tidak bahagia, kurang percaya diri terhadap dirinya, juga merasa ragu terhadap sikap sebagai tindakan perilakunya.
Sekarang ini banyak orang yang belum mengetahui bahwa tingkat prestasi belajar seseorang tidak hanya diukur dan dilihat dari sudut kemampuan kognitif dan kemampuan inteligensi yang tinggi saja akan tetapi prestasi belajar dan Self Efficacy memiliki hubungan yang sangat erat dengan kondisi psikis seseorang. Daradjat (1983) mengemukakan bahwa kondisi psikis menunjukkan keadaan mental seseorang. Kondisi psikis yang baik pada diri seseorang ditandai dengan adanya kemampuan untuk menyesuaian diri, ketabahan dalam menghadapi cobaan, rasa tanggung jawab terhadap tugas dan kewajiban terutama yang berhubungan dengan aktivitas belajar.


0 komentar " TESIS : HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN SOSIAL DAN KECEMASAN DENGAN SELF EFFICACY SISWA ", Baca atau Masukkan Komentar

Posting Komentar

Followers