KATA-KATA KUNCI DALAM TEORI – TEORI SOSIAL



A.    Teori Sosial Klasik

1. Herbert Spencer (1820-1903)
Evolusi
:
Proses perubahan secara bertahap yang dihasilkan oleh tindakan individu-individu.

Tahap   penggandaan
:
Tahap pertumbuhan maupun pertambahan setiap makhluk individu serta lingkungan sosial secara keseluruhan.

Tahap kompleksifikasi
:
Perubahan secara kompleks dari struktur organisme sosial suatu masyarakat.

Tahap
differensiasi
:
Tahap pembagian dan pembedaan kerja, tugas maupun fungsi sosial individu atau kelompok sebagai akibat dari perubahan sosial.

Tahap integrasi
:
Tahap penyatuan lapisan-lapisan sosial secara alami dalam proses evolusi sosial. Tahapan ini dapat terjadi melalui dua bentuk, yakni intergrasi secara fisik maupun secara moral.

Equilibrium
:
Suatu keadaan pencapaian taraf keseimbangan sosial tertentu.

Masyarakat militeristis
:
Tipe masyarakat yang lebih suka merampas daripada bekerja secara produkstif dalam memenuhi kebutuhan hidup.

Masyarakat industrialis
:
Tipe masyarakat yang sudah mengalami kemajuan dalam bekerja secara produktif dengan mengutamakan differensiasi kerja dalam memenuhi kebutuhan hidup.


2. August Comte (1798-1857)
Positivisme       
:
Ajaran bahwa hanya fakta atau hal yang dapat ditinjau dan diuji (a positif fact, hal yang bersifat empirik), melandasi pengetahuan yang sah. Sebagai paham filsafat, positivisme cenderung untuk membatasi pengetahuan benar manusia kepada hal-hal yang dapat diperoleh dengan memakai metode ilmu pengetahuan (science).

Tahap agama (teologis)
:
Tahap awal perkembangan akal budi manusia, dimana memakai gagasan-gagasan keagamaan dalam menjelaskan semua gejala dan kejadian.

Tahap
Metafisika
(metaphisic)
:
Tahap perkembangan akal budi, mencari pengertian dan penerangan dengan membuat abstraksi-abstraksi dan konsep-konsep metafisik dalam menerangkan sesuatu. Pada tahapan ini akal budi masih belum mampu menghasilkan suatu pengetahuan yang baru.

Tahap
positivistik
:
Tahapan dimana gejala alam diterangkan oleh akal budi berdasarkan hukum-hukumnya yang dapat ditinjau, diuji dan dibuktikan secara empiris. Pada tahap ini sudah mampu menghasilkan pengetahuan yang instrumental. Penguasaan intelektualitas agama, mulai tergantikan oleh ilmu pengetahuan empiris. 

Statika sosial
(social statics)
:
Semua unsur struktural yang melandasi dan menunjang orde, ketertiban, dan kestabilan masyarakat. Statika sosial disepakai oleh anggota dan menjadi suatu volonte general (kemauan umum)

Dinamika sosial
:
Semua proses pergolakan menuju perubahan sosial.


Agama humanitas
:
Idealisasi Comte berbentuk agama yang inti ajarannya menjunjung dan mencintai kemanusiaan.

3. Emile Durkheim (1858-1917)
Fakta sosial
:
Asumsi Durkheim tentang masyarakat. Yakni cara bertindak, berpikir dan merasa, yang memiliki daya paksa dan berada diluar individu.

Organisme
:
Pandangan lain Durkheim tentang penyerupaan masyarakat. Yakni satu kesatuan yang terintegrasi, sehingga antar bagian-bagiannya saling bergantung, dan bila satu bagian tidak berfungsi akan berpengaruh pada kelangsungan bagian yang lain.

Kesadaran kolektif
:
Kesadaran yang dimiliki secara bersama oleh setiap individu atau anggota dalam masyarakat

Solidaritas sosial
:
Solidaritas yang diperlukan dalam menjalankan organisme sosial, seperti halnya keselarasan maupun ketertiban. Solidaritas ini terbagi menjadi dua, yakni solidaritas mekanik dan solidaritas organis

Bunuh diri (suicide)
:
Tindakan terpaksa individu dalam anggota kelompok dengan mengakhiri hidupnya. Bunuh diri dikelompokkan menjadi tiga berdasarkan sumbernya, yakni bunuh diri egoistic, altruistic, dan anomie.

Anomi
:
Suatu kondisi yang serba tidak menentu. Tidak adanya keteraturan moral dalam suatu masyarakat yang diakibatkan hukum lama tidak berlaku, sedang hukum yang baru belum berfungsi.

Patologis
:
Sebuah kondisi dimana masyarakat modern dalam kondisi transisi, dan secara bersamaan kepercayaan-kepercayaan berkurang.


4. Karl Marx (1818-1883)
Mode produksi
:
Analisis sosial Marx tentang masyarakat yang dibedakan atas kepemilikan modal dan kemampuan produksi.

Materialisme
:
Kondisi-kondisi meteriil serta hubungan-hubungan sosial yang muncul, yang menjadi dasar perkembangan intelektual dan kekuatan yang mendorong perubahan sejarah individu dan masyarakat. Materialisme ini muncul dalam bentuknya, yakni materialisme dialektis dan materialisme historis.

Materialisme dialektis
:
Dialektika munculnya kesadaran materialis melalui proses pertentangan yang berubah secara terus-menerus.

Materialisme historis
:
Pandangan materialisme terhadap sejarah dengan mengacu pada pengertian benda sebagai kenyataan yang pokok dalam kaitannya dengan kehidupan masyarakat.

Kelas
:
Sekelompok individu-individu yang memiliki kedudukan yang sama dalam kegiatan produksi, baik dari segi fungsi maupun tujuan.

Perjuangan kelas
:
Proses perlawanan yang dilakukan oleh kelompok proletar terjadap sistem kapitalis yang didominasi oleh kelompok borjuis.

Komoditas
:
Produk atau hasil dari produksi yang diperdagangkan dan diperjuabelikan dalam suatu masyarakat industri.

Modal
(capital)
:
Modal (umumnya berupa uang) dari suatu kegiatan produksi.

Alat produksi
:
Obyek (benda) yang dipekerjakan dan digunakan dalam kegiatan produksi secara masif.

Kapitalisme
(capitalism)
:
Sebuah paham yang mengajarkan akan pentingnya modal dan penguasaan produksi dalam kehidupan masyarakat industrialis.

Alienasi
:
Proses pemisahan atau pengasingan produk-produk hasil kegiatan produksi sebagai benda obyektif yang terlepas dari manusia pembuatnya.

Fetisisme
:
Paham yang meyakni bahwa sistem komodifikasi produk-produk tidak dapat ditolak dan berada di luar kontrol apapun. Paham ini beranggapan bahwa perubahan ekonomi dapat terjadi dengan melakaukan penguasaan atas manusia, dan bukan sebaliknya.


5. Max Weber (1864-1920)
Sosiologi
:
Ilmu pengetahuan yang berusaha memperoleh pemahaman interpretatif mengenai tindakan sosial agar bisa sampai ke suatu penjelasan kausal mengenai arah dan akibat-akibatnya.

Hubungan sosial
(social relationship)
:
Tindakan dari setiap individu-individu (aktor) yang berbeda-beda dimana mengandung makna, dihubungan dan diarahkan kepada tindakan orang lain. Tindakan-tindakan ini oleh Weber dikelompokkan menjadi 4 jenis, yakni tindakan instrumental, substansial, tradisional dan afektif.

Konflik
:
Kondisi perlawanan atau pertentangan sebagai akibat dari perbedaan status, peran ataupun kekuasaan tertentuyang dimiliki oleh individu atau kelompok.

Kelas
:
Pembentukan suatu kelompok yang tidak hanya ditentukan oleh kepemilikan alat produksi, melainkan juga oleh status, kekuasaan politik, pola konsumsi berikut posisi dalam pasar.

Kekuasaan
(power)
:
Kemampuan dan kedudukan yang dimiliki oleh orang-orang untuk terus melaksanakan (memakasakan) kehendaknya kepada orang lain. Kekuasaan ini oleh Weber dibagi menjadi tiga jenis sumber, yakni dari kewenangan, penugasaan senjata dan karisma.

Otoritas
(authority)
:
Kemungkinan seseorang untuk ditaati atas dasar suatu kepercayaan akan legitimasi haknya untuk mempengaruhi.

Tindakan Rasional
:
Tindakan menurut pertimbangan secara sadar dan pilihan bahwa tindakan tersebut dinyatakan.

Birokrasi
:
Suatu pengorganisasian kegiatan atas prinsip-prinsip yang rasional. Karakteristik utama dari birokrasi Weber adalah; adanya spesialisasai, hirarkhi, sistem aturan, impersonality, struktur karir dan efisiensi.

Hukum
(law)
:
Seperangkat aturan (rasionalitas) yang memberikan kekuatan dan kekuasaan untuk ditaati dajn diiuti oleh setiap individu atau anggota masyarakat. Weber membedakan tiga tipe hukum, yakni hukum yang formal rasional, hukum yang substantif irasional, dan hukum substantif rasional.






B.     Teori Sosial Modern

1. Talcott Parson (1902-1979 )
Sistem sosial
:
Seperangkat sistem yang mengatur dan mengendalikan hubungan-hubungan sosial antar individu atau kelompok melalui status atau peranan tertentu yang dijalankan dalam mencapai keseimbangan sosial.

Status
:
Kedudukan yang melekat dalam setiap individu dalam sistem sosial.

Peranan
:
Perilaku yang diharapkan atau perilaklu normatif yang melekat pada status individu.

Kebutuhan fungsional
:
Kumpulan atau tahapan kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan sistem sosial.

Adaptation
:
Tahapan eksternal dari sistem sosial, menunjuk pada kemampuan sistem untuk menjamin apa yang dibutuhkan dari lingkungan serta mendistribusikan sumber-sumbernya ke dalam seluruh sistem.

Goal attainment
:
Permasalahan pemenuhan tujuan sistem dan penetapan prioritas di antara tujuan-tujuan tersebut.

Integration
:
Koordinasi serta kesesuaian bagian-bagian dari sistem yang membuat sistem tersebut seluruhnya fungsional.

Latent pattern- maintenance
:
Tahapan internal dari sistem sosial, menunjuk pada masalah bagaimana menjamin kesinambungan tindakan dalam sistem sesuai dengan beberapa aturan atau norma-norma.

Organisme perilaku
:
Sistem tindakan yang melaksanakan fungsi adaptasi dengan menyesuaikan dan mengubah lingkungan eksternalnya.

Sistem kepribadian
:
Sistem tindakan yang melaksanakan fungsi pencapaian tujuan sistem sosial, dengan menetapkan tujuan sistem dan memobilisasi sumber daya yang ada.

Sistem kultural
:
Seperangkat norma dan nilai yang mengatur dan memotivasi sistem tindakan individu dalam sistem sosial.

Hirarkhi sibernetis
:
Hubungan antar berbagai sistem, dimana sistem yang lebih rendah memberikan tempat bagi bekerjanya sistem yang lebih tinggi, sebaliknya sistem yang lebih tinggi cenderung untuk membatasi gerak dari sistem yang lebih rendah.




2. George Herbert Mead (1863-1931)
Interasionisme simbolik
:
Memusatkan perhatian utama pada simbol dan makna yang saling dinegosiasikan, dipertukarkan, dipelajari dan diciptakan secara berkelanjutan oleh setiap individu di dalam poses interaksinya dengan individu yang lain.

Simbol
:
Representasi dari obyek sosial yang memungkinkan individu untuk berkomunikasi.

Makna
:
Arti dan pemahaman yang terbentuk dan diperoleh dari proses interaksi.

Impuls
:
Tahap awal dari tindakan berupa suatu dorongan hati yang meliputi stimulus atau rangsangan spontan yang berhubungan dengan alat indera dan reaksi aktor terhadap rangsangan, kebutuhan untuk melakukan sesuatu terhadap rangsangan tersebut.

Persepsi
:
Hasil reaksi terhadap rangsangan yang berhubungan dengan impuls.

Manipulasi
:
Pengambilan tindakan bekenaan dengan suatu objek.

Konsumsi
:
Tahap pelaksanaan  atau pengambilan tindakan yang memuaskan dorongan hati yang sebenarnya.

Isyarat
(gesture)
:
Gerakan organisme pertama yang bertindak sebagai rangsangan khusus yang menimbulkankan tanggapan (secara sosial) yang tepat dari organisme kedua.

Simbol signifikan
:
Sejenis gerak isyarat yang hanya diciptakan dan muncul dari individu yang membuat simbol-simbol tersebut sama dengan jenis tanggapan yang diperoleh dari orang yang menjadi sasaran isyarat.

Pikiran
(mind)
:
Proses percakapan seseorang dengan pikirannya sendiri.


Diri
(self)
:
Kemampuan untuk menerima diri sendiri sebagai sebuah subjek maupun objek. Diri muncul di dalam proses sosial.


3. Ralf Dahrendorf (1929 )
Kewenangan
:
Sesuatu yang diperoleh karena menduduki sebuah posisi tertentu. Kewenangan bersifat instrumental, dimana terdapat sebuah kesempatan untuk merealisasikan suatu kepentingan tertentu.

Kelas
:
Sekelompok individu atau masyarakat yang terbentuk atas dasar kepemilikan kewenangan yang sama.

Pertentangan
(conflict)
:
Kondisi pertentangan yang terjadi secara dialektis dari kelas yang berbeda. Proses konflik ini dapat dilihat dari intensitas maupun sarana kekerasan.

Post kapitalis
:
Masa pada masyarakat modern yang bercirikan adanya pemisahan antara pemilik dan pengontrol terhadap sarana produksi.

Asosiasi
:
Sebuah organisasi yang terkoordinasi secara tegas dan memiliki struktur keweanangan yang sah.


4. Peter L. Berger (1929-1917)
Konstruksi sosial
:
Realitas terbentuk secara sosial sehingga sosisologi ilmu-pengetahuan harus menganalisa proses bagaimana hal itu terjadi.

Internalisasi
:
Proses individu didalam merespon kembali realitas dan mentransformasikan struktur- struktur dunia obyektif ke dalam struktur-struktur kesadaran subyektif. Dalam konteks ini, individu adalah kenyataan bentukan dari masyarakat.

Obyektifikasi
:
Disandangnya produk aktivitas (baik fisik maupun mental) oleh individu. Dalam konteks ini, individu merupakan kenyataan yang berhadapan dengan lingkungan masyarakatnya.

Eksternalisasi

Proses pencurahan (pengekspresian) kedirian individu
secara terus menerus ke dalam lingkungannya, baik secara fisik maupun mental. Dalam konteks ini, masayarakat adalah hasil bentukan dari individu-individu.

Nomos
:
Keteraturan sosial yuang berdasar pada ketentuan-ketentuan normatifnya.

Kosmos
:
Realitas transendental yang bergerak dalam dunia diluar verifikasi objektif.

Intersubyektif
:
Realitas sosial masyarakat secara menyeluruh dengan segala aspeknya (kognitif, psikomotoris, emosional, dan intuitif) yang diungkapkan secara sosial lewat pelbagai tindakan sosial seperti halnya bahasa.


5. Jurgen Habermas (1857-1917)
Tindakan komunikatif
:
Sistem interaksi, tindakan, hubungan timbal balik berdasrakan pengertian yang sama dari manusia yang satu ke manuasia yang lain.

Tindakan instrumental
:
Sistem tindakan yang melibatkan satu aktor secara individual dan rasionalitas tindakan dalam pencapaian tujuan

Tindakan strategis
:
Sistem tindakan yang melibatkan dua atau lebih individu dengan mengkoordinasikan tindakan rasional dalam pencapaian tujuan.

Pengetahuan positivistik
:
Sistem pengetahuan sebagai kontrol teknis, yang bersumber pada hukum-hukum positif dalam memahami masyarakat dan lingkungan.

Pengetahuan emansipatoris
:
Sistem pengetahuan dalam memahami dunia. Berpandangan bahwa masa lalu dapat digunakan untuk memahami kejadian masa sekarang. Pengetahuan ini, mengandung kepentingan praktis untuk memahami diri dan orang lain secara emansipatif.

Pengetahuan kritis
:
Sistem pengetahuan yang terbangun melalui pembangkitan kesadaran diri dan membongkar pandangan dunia obyektif.

Integrasi sosial
:
Pola pengintegrasian dari sistem tindakan dalam pencapaian konsensus melalui tindakan komunikatif.

Integrasi sistem
:
Pengintegrasian sistem melalui kontrol eksternal terhadap tindakan komunikatif secara individual.

Public sphere
:
Ruang terbuka (publik) bagi terjadinya praktik diskursus sosial masyarakat.



C.    Teori Sosial Kontemporer

1. Michael Foucalt (1926-1984)
Arkeologi pengetahuan
:
Deskripsi sistematik dan terstruktur sebuah obyek pengetahuan yang bersumber pada pokok sejarah ide ataupun orisinilitas.

Geneologi
:
Sejarah efektif yang ditulis sesuai dengan komitmen terhadap masalah-masalah masa kini.

Geneologi kekuasaan
:
Struktur ilmu pengethuan yang membentuk kekuasaan melalui pembentukan manusia sebagai subyek

Kekuasaan
:
Kekuatan sosial yang dimiliki oleh individu atau kelompok atas dasar penguasaan pengetahuan dan bersumber pada praktek wacana sosial.

Wacana/ diskursus
:
Struktur pengethuan yang terbentuk dari hasil praktik diskursus sosial

Connaisance
:
Terminologi yang merujuk pada sebuah korpus pengetahuan partikular, seperti biologi, ekonomi, sejarah, dan sebagainya

Savoir
:
Terminologi yang merujuk pada pengetahuan yang general, bukan partikular. Dapat dimaknai sebagai pengetahuan yang lebih umum.

Pleasure
:
Kepuasan paling besar yang datang dari kesadaran penuh akan kedudukan sesorang dalam seksualitas


2. Jean Baudrillard (1929 )
Pataphysic
:
Metode pemikiran fiksi sains, yang menggabungkan semiologi, sosiologi, filsafat (metafisik), dan psikoanalisis sebagai cara dalam menjelaskan pemahaman terhadap realitas dunia sosial masyarakat kontemporer

Massa
:
Sekelompok individu (orang) yang terciptakan secara besar melebihi kelas ataupun kolektifitas sosial lainnya. Massa tidak teroganisir dan terstruktur seperti halnya masyarakat, tetapi bergerak mengikuti arus besar perhatian sosial tertentu.

Masyarakat konsumen
:
Struktur atau tipologi masyarakat kontemporer yang terbentuk atas dasar klasifikasi terhadap objek yang dikonsumsi.

Objek konsumsi
:
Sesuatu “yang diorganisir oleh tatanan produksi”, jaringan penanda yang mampu membangikitkan hasrat konsumsi individu

Pertukaran simbolik
:
Proses pertukaran komoditas (yang telah menjadi tanda) secara terus menerus dalam jumlah yang tidak terbatas

Simulasi
:
Pandangan mengenai dunia “yang tidak ada nyata”, “tidak ada yang asli”, yang dapat ditiru

Hiperealitas
:
Pandangan mengenai dunia realitas yang melebihi sesuatu yang “nyata”, dan menjadi satu-satunya eksistensi dari realitas masyarakat konsumen.

Kode signifikansi
:
Seperangkat kode yang mengatur dan mengontrol individu ditengah masyarakat.

Simulacra
:
Dunia yang dikonstruksi dari model, yang tidak merujuk atau mendasarkan pada “realitas” apapun.

Ekstasi komunikasi
:
Penggambaran mengenai realitas masyarakat kontemporer yang dilanda oleh kenikmatan dunia melalui konsumsi media dan komunikasi melampui hubungan-hubungan sosial yang lainnya.




3. Pierre Bordieu (1930-2002)
Praktik sosial
:
Dialektika hubungan antara struktur dan keagenan.

Habitus
:
Struktur mental dan kognisi yang melingkupi individu dalam berhubungan dan memaknai lingkungan sosialnya.
Habitus juga merupakan struktur subjektif yang terbentuk dari pengalaman individu berhubungan dengan individu lain dalam jaringan struktur objektif yang ada di dalam ruang sosial.

Struktur
(structure)

Struktur habitus yang menstrukturisasai kehidupan sosial, dapat berupa aturan, nilai, norma, pengetahuan dan sebagainya.

Ranah
(field)
:
Sesuatu yang bersifat dinamis, dimana ranah merupakan kekuatan yang bersifat otonom yang didalamnya berlangsung perjuangan posisi-posisi. Diartikan juga sebagai sistem relasi objektif kekuasaan yang terdapat diantara posisi sosial yang berkorespondensi dengan sistem relasi objektif yang terdapat diantara titik-titik simbolik antara lain karya seni, manifesto artistik, deklarasi politik, dan lain sebagainya.

Ruang sosial
:
Topologi (ruang) yang terdiri dari beragam ranah yang memiliki sejumlah hubungan antara satu dengan yang lainnya.  Ruang sosial hendaknya dilihat pada tingkat abstraksi yang lebih tinggi sebagai sebuah ranah kekuatan sosial.

Modal
:
Relasi sosial yang terdapat didalam suatu sistem pertukaran baik material maupun simbol tanpa adanya perbedaan. Dapat diartikan juga sebagai sebagai basis dominasi yang dapat dipertukarkan dengan jenis modal yang lainnya.


4. Anthony Giddens (1938 )
Struktur
:
Seperangkat aturan dan sumber daya (rules and resources) yang mewujud pada saat diaktifkan oleh pelaku dalam suatu praktik sosial. Struktur ini terbagi menjadi tiga gugus struktur, yakni struktur penandaan, struktur penguasaan atau dominasi, dan struktur pembenaran atau legitimasi.

Strukturasi
:
Hasil dari hubungan yang berulang-ulang (reproduced) antara aktor (individual) atau aktor kolektif dan merupakan sarana (medium) praktik sosial.

Perentangan ruang – waktu
:
Proses keberlangsungan suatu tindakan, unsur konstitutif yang mengorganisasikan masyarakat, yang membedakan masyarakat yang satu dengan yang lainnya.

Refleksifitas
:
Upaya pengkajian dan pembaruan secara terus menerus menurut informasi baru yang pada gilirannya mengubah praktik sosial secara konstitutif.

Refleksifitas-institusional
:
Kapasitas menelaah atau memonitor sebagai reaksi karena adanya stimuli, baik dalam tataran personal maupun institusional.

Hermeneutika ganda
:
Arus timbal balik antara dunia sosial yang diperbuat oleh khalayak dan wacana ilmiah yang dilakukan oleh ilmuwan sosial.

Modernitas
:
Analogi kehidupan modern sebagai sebuah panser raksasa. Modernitas dalam bentuk panser raksasa ini sangat dinamis dan dipandang sebagai ’dunia yang tak terkendali, tunggang langgang’ (runway world)

The third way
:
Metode alternatif yang ditawarkan Giddens sebagai jalan keluar dari krisis. Jalan ketiga ini merupakan pilihan antara kapitalisme dan sosialisme, intervensi negara dan pasar bebas.


5. Edward W. Said
Orientalisme

Metode berpikir atau cara pandang ontologis dan epistomologis “Barat” dalam memandang dunia “Timur”

Kanon

Praktik dan sikap yang dipelihara dengan baik dan yang dengan itulah ‘kebenaran’ ditampilkan kepada dunia. Istilah ‘kanon’ menegaskan eksistensi suatu kelompok berkuasa.

Kolonialisme

Praktik pembangunan atau pendudukan di wilayah jajahan dengan tujuan melakukan perdagangan dan produksi. Kolonialisme umumnya dilakukan dengan disertai eksploitasi, aneksasi, dan penaklukan.

Hegemoni

Seperangkat sistem tindakan atau metode penguasaan atas individu, kelompok, sistem atau budaya tertentu.

Wacana

Diskursus sosial dalam memahami dan memakani realitas dunia sosial beserta isinya.

Imperialisme

Penguasaan atas suatu wilayah tertentu secara tidak langsung.

Poskolonial

Tahapan sejarah yang mengisyaratkan berakhirnya babak kolonial dan memunculkan bentuk kolonialisme baru dengan berbagai kekuatan maupun sumberdayanya.

0 komentar " KATA-KATA KUNCI DALAM TEORI – TEORI SOSIAL ", Baca atau Masukkan Komentar

Posting Komentar

Followers