A. Latar Belakang Masalah
Keluarga merupakan wadah pertama bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Jika suasana keluarga baik, maka anak akan tumbuh dengan baik. Jika tidak, maka
akan terhambat pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut. Menurut A. Tafsir (2880:160)
Secara islami anak adalah amanat Allah dan amanat Allah merupakan sesuatu yang
wajib dipertanggung jawabkan. Sehingga dengan pertanggungjawabannya orang tua
dapat mengembangkan potensi yang dimiliki anak terutama dalam potensi
keimanannya.
Tuhan memerintahkan agar setiap orang tua untuk menjaga keluarganya dari
siksa neraka. “Jagalah dirimu dan keluargamu dari siksa neraka”
Penanaman iman dilakukan dirumah oleh orang tua siswa. Orang tua adalah
pendidik utama dan pertama. Dikatakan utama karena pengaruh mereka amat
mendasar dalam perkembangan kepribadian anaknya. Dikatakan pertama karena orang
tua adalah pertama dan paling banyak melakukan kontak dengan anaknya (A.
Tafsir, 2008:135).
Orang tua dalam mendidik putra-putrinya tidak bias lepas walaupun si anak
talah memasuki gerbang sekolah. Berangkatnya anak ke sekolah bukan berarti
tugas mendidik anak sepenuhnya pindah ke pundak para guru. Orang tua tetaplah
pendidik utama bagi anak-anaknya (Ummi, 2004:58). Kenyataan tidak semua orang
tua dapat berperan dalam mendidik dan membimbing putra-putrinya dalam
mengenalkan pendidikan agama islam sedini mungkin dirumah. Pendidikan agama
dalam keluarga merupakan kunci keberhasilan pendidikan agama di sekolah.
Pendidikan agama di keluarga sebaikna diwakili dengan penanaman iman di hati
anak-anaknya. Menurut A. Tafsir (2008:129) Usaha penanaman iman itu terwujud
apabila orang tua senantiasa membina hubungan yang harmonis antara suami dan
isteri. Membina hubungan yang harmonis antara keluarga dan mendidik anggota keluarga
dengan membiasakan shalat berjamaah tepat waktu, membiasakan membaca Al-Quran,
berdoa sebelum dan sesudah kegiatan, bangun pagi, memberikan contoh atau
teladan, mamberikan hadiah jika hafal surat pendek, menghukum dalam rangka
pendisiplinan dan juga penciptaan suasana yang islami.
Dengan adanya fenomena diatas, jelas orang tua harus menjadi guru yang
terbaik bagi anak-anaknya. Orang tua yang demikian tidak hanya mengajarkan
pengetahuan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan anaknya. Tetapi lebih dari ituorang
tua harus mampu menjadi teladan yang baik bagi anaknya. Melalui keteladanan dan
kebiasaan orang tua yang gandrung pada ilmu inilah anak-anak bisa meniru,
mengikuti dan menarik pelajaran berharga. Dalam hal diatas, orang tua adalah
pendidik yang kodrati. Hubungan kekeluargaan yang intim dan didasari oleh
perasaan dan kasih saying tulus ikhlas merupakan faktor utama bagi para orang
tua dalam membimbing anak-anak (Mahmud & Tedi Priatna, 2008:193).
Tanggung jawab pendidikan yang perlu disadarkan dan dibina oleh kedua
orang tua terhadap anaknya antara lain :
1.
Memelihara dan membesarkannya. Tanggung jawab ini
merupakan dorongan alami untuk dilaksanakan karena anak memerlukan makan, minum
dan perawatan agar ia dapat hidup secaraber kelanjutan.
2.
Melindungi dan menjamin kesehatannya baik jasmaniah
maupun rohaniah dari berbagai gangguan penyakit atau gangguan lingkungan yang
dapat membahayakan dirinya.
3.
Mendidik dengan berbagai ilmu pengetahuan yan
keterampilan yang berguna bagi kehidupannya kelaksehingga bila ia telah dewasa
mampu berdiri sendiri dan membantu orang lain.
4.
Membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan
memberikannya pendidikan agama sesuai dengan ketentuan Allah sebagai tujuan
hidup muslim (Mahmud & Tedi Priatna, 2008:193-194).
Orang tua maupun guru selalu berharap agar anak didiknya akan mampu
mencapai prestasi dan tumbuh serta berkembang secara optimal (Patmodewo,
2003:124). Secara kodrati anak memerlikan pendidikan dan bimbingan dari orang
dewasa. Dasar kodrati ini dapat dimengerti dari kebutuhan-kebutuhan dasar yang
dimiliki oleh setiap anak yang hidup di dunia ini. Untuk mencapai keberhasilan
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa terutama dalam belajar PAI diperlukan
adanya bimbingan dari orang tua dirumah.
Upaya meningkatkan prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor internal
(faktor dalam diri siswa) yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. Faktor
eksternal (faktor dari luar diri siswa) yakni kondisi di sekitar lingkungan
siswa. Dan faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang
meliputi strategi dan yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan
pembelajaran materi-materi pelajaran (Syah, 2008:132).
Berdasarkan pengamatan sementara di SDN Cijambe Kabupaten Subang, masih
banyak anak yang belum lancar membaca Al-Quran, menulis huruf arab dan hapalan
doa harian. Hal ini menunjukan bahwa fenomena tersebut berkaitan erat dengan faktor
lain. Diantaranya prestasi kognitif mereka pada mata pelajaran pendidikan agama
islam. Apabila bimbingan orang tua dalam belajar PAI berjalan efektif,
semestinya secara langsung atau tidak langsung prestasi belajar PAI di sekolah
akan lebih meningkat.
Dari beberapa pokok permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk
memilih permasalahan tersebut dengan judul, “BIMBINGAN ORANG TUA DALAM BELAJAR
PAI DI RUMAH DAN HUBUNGANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR ANAK DI SEKOLAH”.
(Penelitian dilakukan di SDN Cijambe Kabupaten Subang.
0 komentar " BIMBINGAN ORANG TUA DALAM BELAJAR PAI DI RUMAH DAN HUBUNGANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR ANAK DI SEKOLAH ", Baca atau Masukkan Komentar
Posting Komentar