oleh : Drs. Eddie Lembong
Untuk dapat menganalisa prospek
penyelesaian ‘masalah’ Tionghoa di Indonesia, sangat perlu adanya pemahaman
yang dalam dan luas tentang sejarah orang Tionghoa di Indonesia.
Akan disampaikan tentang
tahap-tahap perjalanan sejarah orang Tionghoa di Indonesia yaitu :
I. Masa sebelum datangnya
kekuatan Kolonialisme Barat (Belanda) ke Nusantara
Pada periode ini, ada 2 (dua) hal
penting yang dapat dicatat, yaitu :
1.
Membawa dan memperkenalkan berbagai ilmu
pengetahuan dan teknologi.
2.
Diperkenalkan dan disebarluaskannya agama Islam
di Pulau Jawa.
II. Jaman Kolonial Belanda
Melalui politik Devide et Impera,
yang dimantapkan dengan Peraturan Pemerintah yang membeda-bedakan penggolongan
masyarakat Hindia Belanda, menjadikan hubungan antara etnis Tionghoa dengan
penduduk setempat semakin memburuk (mengadu domba kedua golongan
tersebut). Sadar atau tidak sadar,
politik kolonial ini diambil alih dan diteruskan pada kebijakan-kebijakan
pemerintah kita selanjutnya.
III. Jaman Pendudukan Jepang
1941 - 1945
1 (satu) tahun sejak masa
pendudukan Jepang, Jepang menyadari bahwa :
1.
Perlu melalui orang Tionghoa, dengan menggunakan
bahasa kanji, untuk dapat berkomunikasi dengan masyarakat umum.
2.
Perlu orang-orang Tionghoa untuk menggerakkan
kembali ekonomi perang Jepang di Indonesia. Penguasa Jepang membuat politik resnifikasi
seluruh orang Tionghoa, antara lain dengan jalan mewajibkan semua orang
Tionghoa, yang dulunya berpendidikan barat, harus kembali belajar bahasa
Mandarin.
3.
Jepang membentuk organisasi tunggal dikalangan
orang-orang Tionghoa, dengan nama ‘Hwa Chiao Chung Hui’.
IV. Jaman Revolusi s/d
Indonesia Merdeka
Dibagi menjadi 4 (empat) sub
periode, yaitu :
1.
Jaman Revolusi Pertahankan Kemerdekaan 1945 –
1949.
Banyak orang Tionghoa yang mendukung Revolusi Indonesia
dan aktif terjun didalam gerakan perjuangan, disamping ada juga yang memihak
kepada Kolonial Belanda.
Banyak terjadi kerusuhan anti Tionghoa, berupa
perampokan, pembakaran, pemerkosaan dan pembunuhan oleh Extreemist diberbagai
tempat, terutama di Jawa dan Sumatera.
2.
Jaman Kepemimpinan Presiden Soekarno 1950 – 1965
Dalam bidang Politik, orang
Tionghoa mempunyai kedudukan yang sama dengan orang Indonesia pada umumnya,
sehingga banyak orang Tionghoa duduk dalam Parpol, DPR, bahkan dalam
pemerintahan sebagai Menteri. Tetapi,
dalam bidang ekonomi banyak terjadi usaha-usaha diskriminasi, misalnya dibentuknya
: Group Benteng, Gerakan Asa’ad, PP10, Kerusuhan Mei di Bandung (Jawa Barat),
dll.
3.
Jaman Kepemimpinan Presiden Suharto 1965 – 1998
Dalam bidang politik, orang
Tionghoa disingkirkan sama sekali dari kemungkinan bergiat dalam bidang
politik. Sebaliknya dalam bidang
Ekonomi, karena keperluan menggerakan investasi umumnya, orang-orang Tionghoa
digunakan dan dimanfaatkan yang berakhir terwujudnya Konglomerasi.
4.
Era Reformasi
Sejak kekuasaan Suharto tumbang
di tahun 1998, dalam jangka waktu 7 (tujuh) tahun era reformasi ini, terjadi
banyak perubahan- menuju kemajuan-kemajuan.
3 (tiga) pilar utama untuk menyangga eksistensi orang-orang Tionghoa di
Indonesia yaitu :
1. Organisasi-Organisasi
ke-Tionghoa-an.
2. Koran-Koran
berbahasa Mandarin.
3. Sekolah-sekolah
yang juga mengajarkan bahasa Mandarin, mulai tumbuh kembali.
Dari analisa tentang sejarah masa
lalu itu, dikembangkan konsep penyelesaian ‘masalah’ Tionghoa di Indonesia
untuk masa-masa datang. Untuk itu akan
disampaikan Visi, Misi dan Program dasar dari sebuah organisasi Indonesia
Tionghoa yang bersifat ‘Nation Wide’, menyangkut masalah-masalah ini.
0 komentar " LATAR BELAKANG SEJARAH ORANG TIONGHOA & PROSPEK PENYELESAIAN ‘MASALAH’ TIONGHOA DI INDONESIA ", Baca atau Masukkan Komentar
Posting Komentar