I.
LATAR BELAKANG
Dalam rangka menyongsong era globalisasi, maka peranan
informasi menjadi sangat penting sehingga kemampuan sumber daya manusia untuk
menguasai teknologi informasi maupun subtansi informasi merupakan kebutuhan
yang harus dipenuhi. Seiring dengan hal diatas, maka pemerintah telah membuat
kebijaksanaan pola pembangunannya dengan bertumpu pada kemampuan daerah yaitu
dengan kebijaksanaan otonomi daerah. Dengan otonomi daerah ini diharapkan semua
informasi dapat segera dimanfaatkan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam
rangka menyelesaikan masalah setempat.
Dinas Kesehatan Tingkat I sebagai salah satu instansi
daerah yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kewenangan pemerintah daerah
provinsi di bidang kesehatan dituntut untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan
operasional, perencanaan, dan menetapkan kebijaksanaan dalam pembangunan
kesehatan di wilayahnya. Dalam melaksanakan tugasnya, Dinas Kesehatan Tingkat I
dibantu oleh Dinas Kesehatan Tingkat II dimasing-masing kabupaten dan UPT di
tingkat kecamatan yaitu Puskemas. Salah satu tugas pokok Dinas Kesehatan Tingkat
I adalah melakukan pemantauan secara bertahap (Surveilans Epidemiologi) perkembangan penyakit endemik di wilayah
kerjanya secara konsisten. Hal ini digunakan untuk mengetahui perkembangan
suatu penyakit dan melakukan penanggulangan secara tepat.
Selama ini, proses pemantauan penyakit endemik di Provinsi
Kalimantan Selatan dilakukan secara bertahap. Data pemantauan penyakit endemik
dari Puskemas tidak langsung disampaikan ke Dinas Kesehatan Tingkat I, tetapi
harus melewati Dinas Kesehatan Tingkat II. Di Dinas Kesehatan Tingkat II, data
pemantauan penyakit diproses kemudian hasilnya akan dikirim ke Dinas Kesehatan
Tingkat I. Proses pengiriman dan pelaporan data pemantauan penyakit endemik masih
bermasalah. Beberapa Puskemas sering terlambat menyampaikan data hingga 3-6
hari dari jadwal yaitu hari Senin (Noor, 2008). Sedangkan dari Dinas Kesehatan
Tingkat II ke Dinas Kesehatan Tingkat I, pengiriman laporan relatif tepat waktu
walaupun terkendala jarak dan sarana transportasi. Bentuk pelaporan yang dihasilkan masih berbentuk data
tabular. Pelaporan tersebut dibuat secara manual dengan merekapitulasi seluruh
data pemantauan penyakit yang diterima. Pelaporan dengan bentuk tabular
memerlukan pengamatan yang lebih dibandingkan bentuk pelaporan yang lain.
Keterlambatan
dalam pelaporan penyakit endemik ke Dinas Kesehatan Tingkat I dan Dinas
Kesehatan Tingkat II menyebabkan terlambatnya pengambilan kebijaksanaan penanggulangan
KLB (Kejadian Luar Biasa) penyakit endemik. Untuk itu diperlukan suatu sistem
yang dapat menyediakan fasilitas pelaporan handal agar memudahkan pengamatan
penyebaran penyakit secara digital dan up
to date.
0 komentar " SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB UNTUK PEMANTAUAN EPIDEMIOLOGI PENYAKIT ENDEMIK DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN ", Baca atau Masukkan Komentar
Posting Komentar