Islam
datang ke Indonesia membawa berbagai macam perubahan,tidak hanya dibidang
kerohanian(spiritual),tetapi juga dibidang sosial dan politik. Lebih-lebih lagi
dalam kebangkitan perlawanan nasionalislik dan patriotik melawan kolonialisme.
Sudah
menjadi konsesus umum dari berbagai ahli ilmuan sosial,baik di Barat maupun di
Timur,bahwa bangkitnya Islam pada abad ke-8 M ,telah membangun dunia baru,
dengan dasar pemikiran ,cita-cita, kebudayaan dan peradapan baru . Unsur unsur yang dominan dari kebudayaan dan peradapan itu adalah dua, yaitu the man of the pen dan the man of the sword. Unsur the men of the pen adalah birokrasi sipil dan para ulama.Unsur the man of the sword terdiri dari kaum meliter dengan segala angkatan pertahanannya. Kerjasama antara kedua unsur dominan tersebut yang menumbuhkan kebudayaan dan peradapan baru, yang berdaya mengembangkan ilmu pengetahuan di segala bidang, dengan aneka-ragam cabang-cabangnya.(Lewis, 1976).
Seperti halnya dengan tiap-tiap peradapan dunia , maka peradapam Islam yang berkembang selama tujuh abad(7-14 M) mengalami kemunduran Dalam pandangan Stoddard(1922) sebab kemunduran dunia Islam adalah superstition and mysticism ,ketakhayululan dan mistik yang merusak Tauhid. Sedangkan Kohn(1922) mengemikan kemunduran umat Islam disebabkan oleh ? abuses, empty formalism, and decadence ( penyalahgunaan, formalisme yang kosong, dan dekadensi)
Ahli sosiologi Muslim, Khaldun(1406) peyebab kemunduran umat Islam pola kehidupan yang hedonis, arogan, dan ekploitasi terhadap rakyatnya sendiri. Akibatnya adalah keropos dalam ketahan fisik dan dekadensi moral. Jiwa ashobiah (collective solidarity) dalam segala kehidupan baik kehidupan group solidarity atau civic solidarity dilupakan.
Faktor lain kemunduran Islam disebabkan oleh kolonialisasi bangsa-bangsa Kristen-Eropa; yang mula-mula di Semenanjung Iberia (Andalusia/Spanyol) dan serangan Bangsa Monggol dan Tartar dari Asia Tenggah. Dalam pada itu Bangsa Eropa mengalami proses transisi yang maha hebat, dengan diinspirasi hasil kajian terhadap kebudayaan Kuno- Yunani melalui perpustakaan Dunia Islam di Kardoba, Granada dan Alexandaria maka Eropa mengalami ? Renaisance?. Bangsa Eropa mengalami perkembangan yang sangat luar biasa setelah berhasil merebut Konstantinopel (1453), Wina(1529) ;proses ini disebut dengan disebut dengan proses dari masyarakat feodal ke masyarakat ? fruh Kapitalismus?, kemudian melahirkan nafsu kolonialisme dan imperialisme.
Kolonialisasi bangsa Eropa sejak abad XV dan XVI sampai ke Laut Atlantik, Amerika Latin, Kepulauan Filipina, Tanjung Harapan. Kerajaan Islam di Malaka jatuh dibawah kolonialisme Purtugis 1511,kerajaan Islam di manila 1571 dengan demikian terhentilah perkembangan Islam di Asia Barat dan Asia Tenggara. Toynbee(1952) menyebut gerakan bangsa Eropa ke Asia Tenggara sebagai usaha melemparkan tali ?lasso? untuk mengikat leher kuda sejarahnya Dunia Islam yang sedang lari kencang dari Asia Barat ke Asia Tenggara.
Perdebatan Islam politik di Indonesia. Selama dekade awal abad 20, gagasan nasionalisme merupakan fokus perdebatan politik yang paling seru di dunia Islam. Sebagaian intelektual Muslim tidak setuju dengan gagasan tersebut dengan alasan prinsip kedaulatan rakyat bertentangan dengan prinsip hukum Tuhan dan prinsip ummah . Muhammad Iqbal, penyair dan filosuf Asia Selatan, menegaskan bahwa Islam menghendaki satu kesatuan umat Islam yang tidak yang tidak terbatas , dan menyebut kolonialisme Barat sebagai biang keladi hancurnya persatuan dunia Islam. Walaupun demikian seperti rekan-rekan semasanya, Iqbal pada akhirnya sadar bahwa upaya membangun kembali satu bentuk komunitas politik umat Islam yang bersifat universal sudah tidak mungkin lagi , dan kerena itu masing-masing wilayah umat Islam harus berjuang meraih dan mempertahankan kemerdekaannya. Hingga kini , sebagaian kecil umat Islam non konformis masih tetap menentang prinsip negara yang menurut mereka lebih mendudukan kehendak manusia diatas kedaulatan Tuhan. Kendati demikian, seperti yang dikemukan James Piscatori kecendrungan umum pada abad 20 ini bagi umat islam adalah menerima legitimasi negara model negara kebangsaan( nation-stste) dan mengarahkan politik mereka dalam konteks negara kebangsaan tersebut.
Untuk mengatakan hampir semua umat Islam menerima legitimasi negara kebangsaan,bukanlah berarti mengatakan bahwa mereka sepakat dalam soal kelembagaan atau ideologinya. Nasionalisme tidaklah dijahit dari sepotong pakaian seragam . Ide-ide religius juga memainkan peranan kunci dalam sejumlah gerakan nasionalisme pada abad 20, termasuk di Eropa Barat-meskipun banyak teori Barat yang mengisyratkan sebaliknya. Sebagai konsekuensinya gagasan religius kedalam konsep nasionalisme menjadi lahan perdebatan yang seru dibanding dengan dunia Islam lainnya. Lebih dari seabad umat Islam bergumul dengan persoalan bagaimana mempertemukan politik Islam dengan gagasan kebangsaan dan kewarganegaraan. Ini semakin terbukti pada akhir abad 20 dalam pertarungan antara nasionalisme sekuler dan nasionalisme Islam.
Kasus di Indonesia, perdebatan selama abad 20 adalah menyangkut persoalan peranan Islam dalam konteks gagasan dan parktek berbangsa. Organisasi massa modern pertama, Serikat Islam (SI), didirikan pada tahun 1912, ditujukan untuk mengangkat hak-hak politik kaum pribumi, yang dengan cepat memperoleh jumlah pengikut yang besar di Nusantara,terutama di pulau Jawa. Kendati demikian SI tengelam dalam persoalan bagaimana peran Islam dalam kontek negara kebangsaan. SI didirikan untuk kepentingan pedagang pribumi Muslim dalam menghadapi pesaing Cina, SI awalnya bergantung pada seruan Islam. Akan tetapi ketika memperoleh jumlah pengikut yang banyak , SI terlibat dalam konflik ideologis antara pendukung polik Islam konvensional dengan ideologi Marxisme dan nasionalisme sekuler Pada tahun 1921 , pertentangan antara kedua faksi ini samapai pada tahap kritis dengan terpentalnya wakil-wakil sayap kiri SI. Pada masa lima tahun berikutnya ,kalangan kiri( SI Merah) dan Kubu Islam (SI Putih) bersaing menguasai cabang-cabang SI lokal. Beriringan dengan keras represi negara yang semakin kuat, persaingan SI jadi terpecah-pecah, dan membuat berantakan perjuangan kaum pribumi dalam merebut kemerdekaan.
Dengan merosotnya peranan SI, kepemimipinan perjuangan nasionalisme beralih ke tangan kaum nasionalis non-religius yang terkemuka diantara mereka bersal dari PNI (Partai Nasional Indonesia). Dibentuk pada tahun 1927 dibawah pimpinan seorang insinyur berpendidikan Belanda, Soekarno, PNI merupakan organisasi yang berbasiskan kebangsaan multietnik,bukan nasionalisme agama atau etnik. Kendatipun tumbuh dewasa sebagai Muslim, Soekarno memperoleh jenjang pendidikan kolonial yang plural. Ia mirip dengan seorang ? fungsionalis kreol ? seperti pernah diidenfikasi oleh Benedict Anderson , dalam bukunya tentang nasionalisme . seperti prbumi lainya soekarno merumuskan konsep nasionalisme yang melampau batas etnisitas, wilayah dan agama.
Pandangan soekarno dipertegas oleh keyakinan bahwa?Islam sejarah?, telah menyimpang dari ajaran orisinil agama Islam, sehingga membuat nasib umat Islam lebih buruk dibandingkan dengan Barat. Terpengaruh oleh kalangan reformis nasionalisme di Turki dan Timur Tenggah ,seokarno muda meyakini bahwa penyatuan agama dan negara dalam pemerintahan Islam Tradisional ikut andil dalam kemandegan dunia Islam. Menurutnya ,pemisahan Islam dari negara akan membebaskan Islam dari perilaku negara yang korup dan dapat membangkitkan kekuatan progresifnya. Dalam mengetenggah persoalan ini, seokarno muda berusaha untuk menunjukkan dirinya bukan sebgai seorang sekuler yang menentang ajaran Islam. Sebaliknya dalam pandangannya ?ketidakterlembagaan agama?(religious disestablishment) akan memberikan ruang bagi agama untuk merelisasikan diri secara lebih efektif dalam masyarakat.
Para pengusung dan pendukung nasionalisme Islam menyakini Islamlah, bukan sosialisme atau leberalisme sekuler, yang merupakan landasan yang tepat untuk membangun bangsa ini. Bagi mereka nasionalisme soekartno adalah kreasi yang terlalu kebaratan .Kenyataan ini dapat dilihat dari latarbelakang pendidikan tokoh-tokoh nasionalis sekuler ,yakni dari sekolah-sekolah Eropa . Bagi penulis-penulis Muslim ini, nasionalisme sekuler tidak ubahnya sebagai versi modern dari ?asabiyah?(solidaritas kesukuan) yang memecah beleh bangsa Arab pada masa pra Islam dan menentang segala yang diperjuangkan oleh Nabi Muhammad. Islam menawarkan suatu basis yang lebih berarti terhadap persaudaraan dibandingkan dengan bentuk-bentuk etnisitas dan sosialisme yang berasal dari Barat. Selain daripada itu Islam bukan Cuma masaalah kesalehan individu dan keyakinan pribadi, Islam merupakan peradapan dan sistem sosial, sihingga dapat dikatakan merupakan sistem yang lengkap dan mencakupi dalam dirimya. Bagian-bagian tidak dapat dipisahkan secara artifisial antara satu dengan lainnya, seperti pemisahan antara agama dan negara. Pandangan tentang Islam sebagai sistem sosia(al- nizham al- Islami) yang abadi dan komplit (kaffah) menjadi tema yang hangat dalam dinamika politik Islam di Indonesia.
Para pemimpin politi islam di Indonesia dipengaruhi oleh tulisan-tulisan pembaharu Islam seperti Syech Muhammad Abduh(Mesir) dan Sayyid Jamaluddin Al-Afghani(Mesir) ,kalangan pembaharu Islam di Indonesia berupaya merumuskan tantangan yang sistimatik yang kalangan bangsa Barat. Organisasi yang paling memain peran yang penting dalam menghadapi tantangan tersebut adalah Organisasi Muhammadiyah . Organisasi Muhammadiyah tidak menunjukkan penolakkan terhadap pendidikan, teknologi, dan ilmu pengetahuan yang bernuansa Barat, tidak demikian halnya dengan kalangan Muslim tradisionalis. Muhammadiyah secara terbuka, adalah organisasi modernis. Secara kelembagaan Muhammadiyah menetang kalangan muslim tradisionalis yang menekankan kepemimpinan keagamaan yang karismatik.
Bagaimanapun inovasi-inovasi yang dilakuan oleh Muhammadiyah dalam bidang pendidikan dan keorganisasian , kelompok ini masih ambigius (timid) menyangkut persoalan negara. Beberapa dari mereka menegaskan bahwa Al-Qur?an dan Sunnah tidaklah menawarkan suatu ? cetak biru ? yang komprehensif menyangkut kelembagaan politik, paling tidak sesuatu yang dapat dianggap sebagai negara Islam. Apa yang diwarkan Islam dalam dalam pemahaman organisasi ini adalah prinsip-prinsip umum mengenai persamaan,musyarawarah bersama, keadilan sosial dan nilai-nilai yang cocok dengan demokrasi modern. Dalam pandangan kolompok modernis ajaran normatif mengenai politik Islam jestru lebih sisitimatis dan detil, dan tidak sekedar ajaran-ajaran yang bersifat umum. Dengan perkataan lain, ajaran politik Islam bukan hanya mengandung prinsip-prinsip dan spirit Ilahiah, tetapi detailnya harus dapat diterapkan sepenuhnya dalam konsep negara dan masyarakat.
Menghadapi tantangan ini cendikiawan Indonesia lebih tertarik kepada ide-ide nasionalis sekuler atau non-religius. Bahkan kalangan umat Islam ada yang berpendapat diperlukan kompromi dengan minoritas non Muslim dengan gerakan kemerdekaan.
Tantangan yang muncul dari rezim Orde lama terhadap kalangan Islam modernis ternyata lebih menyakitkan daripada yang dihadapi oleh Islam tradisionalis. Pada tahun terakhir pemerintahannya , Soekarno menunjukkan sikap yang tidak bersahabat dengan keyakinan umat Islam akan keserasian hubungan Islam dengan peradapan modern. Sejak tahun 1956, Partai Masyumi ,partai terbesar kaum modernis, dikeluarkan dari arena kekuasaan.. Beberapa pemimpin senior Masyumi di jebloskan kedalam penjara,selain dari itu bebepa organisasi afiliasi Masyumi seperti Himpunan Mahasiswa Islam(HMI) dan Pelajar Islam(PI), tidak terlepas dari propoganda Partai Komunis Indonesia (PKI) . Sebagai konsekuensi dari hal diatas , partai masyumi partai besar yang menjadi tumpuan umat Islam,kemudian tenggelam dalam keputusasaan dan kesengsaraan hidup. Keyakinan akan kesesuaian antara Islam dan demokrasi konstitusional hancur bercerai berai, minimal untuk sebagian kecil kelompok.
Sejalan dengan Van Dijk(1996) kebijakan Orde Baru terhadap Islam terjadi depolitisasi terhadap Islam Politik, yakni menghilangkan perbedaan ideologi dan perselisihan agama seperti yang dialami menjelang tahun 1965. Untuk itu pengawasan pemerintah pusat semakin ditingkatkan. Rencana untuk melumpuhkan partai politik islam secara sistematik telah mulai sejak 1969. Dagradasi peran partai-partai politik dikemukan oleh Tiddle(1992:94) sebagai berikut : (1) partai-partai lebih berorientasi ideologi Pancasila daripada program-program yang mendiri; (2) partai-partai memperuncing perselisihan ideologi dikalangan rakyat baik di tingkat elit maupun massa.(3) partai-partai menciptakan ketegangan organisasi dalam masyarakat.(3) para pemimpin partai pada dasarnya adalah orang-orang yang mencari kesempatan untuk dirinya sendiri dan lebih tertarik pada kesejehteraan pribadi dan kelompoknya daripada kepentingan umum,(4)sistem multi -partai dianggap sebagai penyebab ketidakstabilan pemerintahan yang berparlemen.
Sebab-sebab kemunduran Islam politik adalah (1) perluasan peran ABRI,pemutusan ?afinitas? politik melalui kebijakan ?floating mass? (2)pemihakan PNS dan Meliter pada Golkar ,(3) penyedehanaan partai politik yang meyebabkan konflik internak dalam partai politik
Kelompok Islam ?santri?(Islamist) menanggung beban berat,kerena harus berhadapan dengan ABRI Abangan Jawa; kelompok Kristen dan penganut ?aliran kebatinan.
Terpinggirnya Islam Politik adalah akibat langsung dari kebijakan ?Pembangunan politik Orde Baru yang tidak menginginkan adanya pengaruh Islam politik dalam pentas politik rezim Orde Baru. Watson (1994) dengan tegas mengemukan tiga langkah yang diambil oleh Orde Baru untuk mengurangi pengaruh Islam politik. Pertama, menghancurkan pengaruh anggota Masyumi. Kedua, penyederhanaan struktur partai-partai Islam kedalam satu partai. Ketiga, mendorong perkembangan institusi agama melalui lembaga alat pemerintah, seperti DEPAG dan MUI. Yang lebih mendorong memilih partai menurut performance daripada sentuhan agama yang mendalam.
Menghadapi kebijakan yang merugikan tersebut uamat Isalam menunjukkan reaksi sebagai berikut : (1) Kelompok Masyumi menetang penjelasan pelengkap undang-undang Dasar dan perincian hak asasi manusia.(2) Para pemimipin Partai islam melakukan pemerontakan terhadap pemerintah(3) Gerakan Muda Islam yang tergabung dalam Presedium Front Aksi Pemuda Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (3) menentang dominasi ekonomi yang dikuasai oleh etnis China(4) protes dari kelompok Muhammadiah ketika ditarik subsidi pendidikan Islam dan bersekolah di bulan Ramadhan. Dengan demikian jelas bahwa kebijakan Negara Orde Baru(NOB) sebagai sumber konflik dengan umat Islam.
Intensifikasi kegiatan Kristenisasi pada masa Orde baru cukup significant, angka statistik 1980 jumlah pemeluk agama di Indonesia sebagai berikut : 1) Islam(87.4%), 2) Kristen(8.6%),3) Hindu(8.6%),4)Budha(0.9%) dan tidak diketahu(1.2%), jika dibandingkan dengan tahun 1930 agama Kristen hanya 1.6 %.
Perspektif Partai Islam Kedepan.
Nasehat Bung Hatta kepada umat Islam : ?ilmu garam; terasa tapi tak kelihatan, bukan kepada ilmu gincu;kelihatan tapi tak terasa. Kata hikmah ini patut dicamkan,termasuk dalam aktifitas dalam kepartaian kader Islam. Substansi ungkapan ini adalah Islam agar benar-benar dirasakan sebagai ajaran yang menggarami kehidupan kita sebagai umat; bukan Islam yang serba merek, tapi kehilangan substansi
Perspektif performance partai Islam kedepan harus dapat merespon masalah-masalah strategis umat seperti keadilan, solidaritas dan kepedulian sosial. Isalam kedepan tidak semata-mata mengharapkan perjuangan formal negara,oleh kerena itu umat islam mestilah kreatif,inovatif dan berpartisipasi dalam menegakkan nilai-nilai islam yang mengalami dagradasi di era modernisasi,westernisasi dan globalisasi.
Dalam mengantisipasi masa depan karakteristik gerakan partai Islam diupayakan bercorak demokratis-religius dan anti otoriter. Pengertian demokrasi disini bukan demokrasi ala Barat,yakni demokrasi dengan ciri musyarawah untuk mufakat yang pelaksanaan terbebas dari tekanan dan ancaman.
Dalam konteks pembaharuan Islam di Indonesia harus dicipta partisipasi warga dan menciptakan keseimbangan kekuasaan. Performance umat Islam kedepan memerlukan organisasi warga yang bercirikan kesukarelaan, asosiasi independen, dan keseimbangan antara negara dan masyarakat. Substansi umat Islam di Indonesia dapat berfungsi dengan baik tergantung pada(1) kembali kepada doktrin orisinil Al-Qur?an yang dinterpretasikan secara modern(2) Peningkatan Kualitas umat muslim dalam bidang ilmu,ekonomi dan Akhlak; (3) Organisasi dan menejemen Politik yang profesional (4) Sarana dan instititusi Politik yang sesuai dengan prubahan dunia global.
Dalam Muktamar Pemikiran Islam(Al-Multaqa Al-Islami) ke-18 yang diselenggarakan pada tahun 1984 di Aljazair Prof. Dr. Yusuf Qardawi mengemukan 20 pokok pemikiran kebangkitan Islam yang kemudian disederhanakan menjadi ? Sepuluh langkah Menuju Kematangan Kebangkitan Islam :
1. Mengubah paradigma pemikiran yang formalisme dan siinbol menuju hakikat dan substansi. 2. Mengubah dari sistem ritorika dan perdebatan menuju penerapan dan aksi. 3. Mengubah Sikap Sentimentil dan Emosional menuju kepada Sikap yang rasional dan ilmiah. 4. Mengubah Orientasi ke Masaalah Cabang dan Sekunder menuju Masaalah pokok dan Primer. 5. Mengubah dari Sikap yang menyulitkan dan Menimbulkan Antipati Menuju Pemudahan dan Pentebaran Kabaar Gembira 6. Mengubah dari Kejumudan dan Taklid Menuju Ijtihad dan Pembaharuan. 7. Mengubah dari Fanatisme dan Ekslusifme Menuju Toleransi dan Inklusif. 8. Dari Sikap Berlebihan dan Meremehkan Menuju Moderatisme. 9. Dari Kekerasan dan kebencian Menuju Kelemahlembutan dan Rahmat. 10. Dari Ikhtilaf dan Perpecahan Menuju Persatuan dan Solidaritas.
0 komentar " ISLAM DAN PERKEMBANGAN POLITIK DI INDONESIA ", Baca atau Masukkan Komentar
Posting Komentar