PENDAHULUAN
“HASSAN
HANAFI “
Dalam perkembangan intelektual,
dari masa ke masa sering kita temukan perkembangan yang sangat menarik untuk di
kaji. Baik perkembangan yang menjatuhkan ataupun perkembangan yang dapat
mengangkat derajat suatu kelompok dalam persaingan dunia khususnya pada era
seperti sekarang ini.
Hubungannya dengan kaum muslim,
sangat sering kita temukan beberapa tokoh pemikir yang bisa kita jadikan cermin
dan contoh untuk menyesuaikan berbagai masalah yang berkembang dengan
pemikiran-pemikiran para tokoh tersebut. Kaitannya dengan tokoh pemikir muslim
itu sendiri, kami akan berusaha untuk mengenalkan sebuah tokoh cendikiawan
muslim yang sangat berpengaruh dengan perkembangan ajaran Islam, khususnya pada
era kontemporer seperti sekarang ini. Beliau adalah Hassan Hanafi.
Beliau dikenal sebagai salah satu tokoh pemuka dalam pemikiran-pemikiran yang
Modern dalam lingkungan umat Islam.
Untuk mengenal lebih jauh pemikiran
Hassan Hanafi, maka salah satu hal yang
barangkali penting untuk
dikaji adalah kondisi dan lingkungan di mana sang tokoh dibesarkan. Tinjauan
terhadap latar belakang pemikiran dan metodologi pemikiran, sangatlah penting.
Pentingnya akan hal ini, karena ada keyakinan bahwa munculnya intelektual tidak
bisa dinafikan dengan pola interaksi bersama lingkungannya.[1]
Kondisi dan lingkungan itulah pada umumnya menjadi latar belakang lahirnya
frame gagasan dari seseorang. Oleh karena itu, kami sebatas penyambunglidah,
akan menjelaskan mengenai pemikiran tokoh yang satu ini dalam sebuah tulisan
singkat berikut ini.
Hassan Hanafi dilahirkan di kota
Kairo, Februari 1935 M.[1]
Keluarganya berasal dari Bani Suwayf, sebuah provinsi yang berada di pedalaman
Mesir, kemudian pindah ke Kairo, ibu kota Mesir. Mereka mempunyai darah
keturunan Maroko.[2] Kakeknya
berasal dari Maroko, sementara neneknya dari kabilah bani Mur
yang di antaranya, menurunkan bani Gamal ‘Abd Al-Nasser,
Presiden Mesir kedua.
Sejak menjelang umur 5 tahun,
Hanafi kecil mulai menghafal al-Qur’an. Menghafal al-Qur’an ini, dilalui
bersama gurunya Syaikh Sayyid di sebuah kawasan di Kairo bagian selatan.
Pendidikan dasarnya dimulai di Madrasah
Sulaiman Gawisy,
bab al-Futuh, di kompleks perbatasan Benteng Salah
al-Din al-Ayyubi selama 5 tahun.[3] Dari
sinilah Hassan hanafi memperoleh
pengetahuan untuk belajar bahasa asing.
Hanafi dalam menempuh pendidikan
menengah atasnya, lebih senang melalui Madrasah Tsanawiyyah Khalil Agha.
Walaupun usia masih relatif muda, Hanafi sudah mulai terlibat dengan berbagai
diskusi wacana gerakan, seperti gerakan Ikhwanul Muslimin.
Sejak saat itu, Hanafi mulai tertarik dengan aktivitas sosial, dari sanalah
Hanafi mulai bergesekan dengan berbagai pemikiran Sayyid Qutb tentang keadilan
sosial dan Islam, dan sejak saat itulah, ia berkonsentrasi untuk mendalami
pemikiran agama, revolusi dan perubahan sosial.
[1]
Lihat, M. Ridlwan
Hambali, “Hassan
Hanafi: Dari Islam Kiri, Revitalisasi
Turats,” dalam Islam Garda Depan, Mosaik Pemikiran Islam Timur Tengah, Ed: M.
Aunul Abid
Shah, hlm. 219.
[2] Hassan Hanafi seperti
dicatat Boulatta, dilahirkan dari leluhur Berber dan Badui Mesir.
Lihat. Azyumardi Azra,
“ Menggugat Tradisi Lama, Menggapai Modernitas: Memahami
Hassan Hanafi”,
Kata Pengantar
dalam buku Hassan Hanafi,
Dari Akidah
ke Revolusi: Sikap
Kita terhadap Tradisi Lama,
terj. Asep Usman Ismail,
dkk. (Jakarta:
Paramadina, 2003), hlm. Xi.
[3]
Selain gemar menghafal al-Qur’an dan gemar pula akan ilmu eksak dan filsafat
nantinya, Hanafi kecil juga gemar melukis. Beberapa orang besar yang pernah
dilukisnya adalah Beethoven, Schopenhauer,
Muhammad ‘Abduh, Hafidz, Syauqi, dan Raja Faruq yang
akhirnya diabadikan di sekolahnya setelah keluar sebagai juara. Selain itu
pula, seni, musik, dan logika telah menyatu dalam jiwanya. Lihat. M. Ridlwan Hambali,
Ibid, hlm. 223
0 komentar " METODE DAN CORAK PEMIKIRAN TAFSIR HASSAN HANAFI ", Baca atau Masukkan Komentar
Posting Komentar