اَلْحَمْدُ
ِللهِ الَّذِيْ أَنْعَمَناَ نِعْمَةَ اْلإِيْمَانِ وَاِْلإسْلاَمِ، ،
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ
اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ
لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ
اللهِ (صلعم)، قاَلَ اللهُ تَعَالىَ ِفيْ كِتاَبِهِ اْلكَرِيْمِ، أَعُوْذُ بِاللهِ
مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، شَهْرُ
رَمَضَانَ الَّذِيْ أُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْءَآنُ هُدىً لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ
مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ (الآية)
، اَمَّا بَعْدُ. فَياَعِبَادَ اللهِ
أَُوْصِيْكُمْ وَاِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ
فَقَدْ فَازَ اْلمُتَّقُوْنَ، اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ
إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
Hadirin sidang Jum'ah Rahimakumullah
Pada kesempatan yang penuh barokah siang hari ini
melalui mimbar khotbah, marilah kita tundukkan hati sejenak, dengan rasa taqwa
kita kepada Allah swt yaitu dengan menjalankan syari’at nya dan meninggalkan
segala larangan-Nya, baik dalam situasi dan kondisi apapun. Insya' Allah semoga
kita senantiasa mendapatkan ridho dari Allah swt, diberi kehidupan yang
istiqomah sampai akhir nanti kita meninggalkan dunia ini dalam keadaan khusnul
khotimah. Amien !
Hadirin sidang Jum'ah rahimakumullah
Ibarat sekolah , bulan puasa memberikan latihan dan
pelajaran kepada kita latihan dari pelajaran yang sangat bermanfaat dalam
kehidupan ini dan bermanfaat dalam kehidupan nanti. Bulan Ramadan adalah bulan
ibadah, bulan perjuangan, baik perjuangan melawan musuh dari luar maupun musuh
dari dalam yang tidak lain adalah hawa nafsu kita sendiri. Bahkan berjuang
melawan dan mengendalikan hawa nafsu sebagai usaha memulihkan martabat
kemanusiaan diri kita, sebagai makhluk yang sempurna. pada kesempatan yang baik
ini mari kita simak kerobai i firman Allah swt. Dalam surat al-Baqarah : 183
يَآ أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَآمَنُوْا
كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ (البقرة:183)
Artinya :Hai orang-orang yang
beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang
sebelum kamu agar kamu bertakwa”.
Hadirin sidang Jum'ah Rahimakumullah
Ash-Shaum menurut istilah dalam syari'at Islam
adalah menahan din dari hal-hal yang membatalkan puasa mulai dari fajar sampai
matahari terbenam (maghrib) dengan niat dari syarat-syarat tertentu, adalah
dengan harapan agar dapat mencapai derajat yang lebih tinggi dalam kehidupan
ini yaitu takwa. Dengan begitu bukan hal yang aneh bila banyak manusia yang
berpuasa tetapi hanya mendapati rasa lapar dan dahaga karena belum mampu
mengendalikan diri, sebagaimana sabda nabi Muhammad saw,
لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ اْلأَكْلِ
وَالشُّرْبِ إِنَّمَا الصِّيَامِ مِنَ الَّغْوِى وَالرَّفَثِ فَإِنَّ سَابَكَ
أَحَدٌ أَوْ جَهْلٌ عَلَيْكَ فَقُلْ إِنِّيْ صَائِمٌ
Artinya :"Puasa
itu bukan hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi puasa itu menahan
diri dari perkataan yang tidak berguna dan perkataan kotor. Maka bila ada salah
seorang yang mencaci atau tidak menghargai kamu yang sedang berpuasa, maka
katakanlah: “aku sedang berpuasa! Aku sedang berpuasa” (HR. Ibnu Khuzaimah
dan Ibnu Hibban ]
Hadirin sidang Jum'ah Rahimakumullah
Dari pemaparan ayat dan
hadits diatas, dapat dibuat sebuah tinjauan puasa dari segi pendidikan yang
mencakup beberapa hal,
1. Mendidik disiplin, puasa Ramadhan
yang dilakukan dengan sungguh-sungguh hanya mengharap ridha Allah swt, dapat
melatih umat menjadi disiplin, baik dari segi waktu, maupun dari segi ibadah.
Tidak ada waktu yang terbuang sia-sia, semua aktifitas serba dalam keteraturan
dan keharmonisan. Dari makan dan minum teratur sejak fajar sampai matahari
terbenam, perkataan, perilaku, dan aktifitas yang lain kita lakukan dengan
semangat ibadah kepada Allah agar mendapat penghargaan, tidak sia-sia.
Rasulullah saw bersabda :
رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ
مِنْ صِيَامِهِ الْجُوْعُ وَالْعَطْسُ، وَرُبَّ قَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ قِيَامِهِ
السَّهْرُ
Artinya: “Banyak
sekali orang yang berpuasa, tetapi hanya kedapatan lapar dan dahaga, dan banyak
sekali orang yang beribadah malam tetapi hanya kedapatan jaga malam”. ( HR
Ibnu Khuzaimah dan Hakim )
2. Mendidik kesabaran, puasa dalam arti
“pengendalian diri”, dapat melatih orang menjadi sabar atau melonggarkan hati,
pikiran dan perasaan . Hal ini sebagai bukti hidup kita tidak sendiri masih
banyak di sekeliling kita dengan berbagai sifat dan pembawaan masing-masing.
Pengendalian diri ini bukan hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk orang
lain, juga sebagai modal untuk mendapatkan hasil latihan jiwa yang lain, selalu
dalam bimbingan, jalan yang lurus.
Dengan kesabaran akan terwujud sikap dan perilaku yang positif seperti jelas
syukur nya di kala beruntung, menonjol qana'ahnya dalam pembagian rezeki, tidak
menuntut yang bukan haknya dan tidak menahan hak orang lain. Kalau ditegur ia
menyesal kalau bersalah ia istighfar, bila dimaki ia tersenyum sambil berkata:
"Jika makian anda benar, maka aku bermohon semoga Allah mengampuni ku, dan
jika anda keliru, maka aku bermohon semoga Allah mengampunimu. “Demikian orang
yang digambarkan oleh A1 Hasan AI T3tasri. Gambaran diperoleh karena usaha dan
berhasil meneladani Allah di dalam sifatnya.
Makna puasa sebagai
latihan jiwa secara berkelanjutan akan dapat mengokohkan penjagaan (himyah)
dan perlindungan (junnah) diri dari tarikan-tarikan kenikmatan sesaat.
3. Mendidik umat memiliki jiwa sosial
Dari
latihan jiwa dilakukan lewat puasa, manusia akan menemukan kesejatian diri
siapa dia yang sebenarnya. Jiwa yang sudah terlatih akan melahirkan sikap-sikap
antara lain jujur, istiqomah, qana'ah dan merasakan bahwa dirinya bukan hanya
untuk dirinya sendiri. Hal ini merupakan perwujudan ibadah, dari hablum
minallah dan hablum minnannas. Ibadah yang kita lakukan akan
sempurna bila dapat mewujudkan perilaku dalam kehidupan sosial. Disamping baik
dimata Allah, juga dapat dirasakan dalam kehidupan sosial, iniiah wujucl ibadah
yang sesungguhnya. Sebagaimana sabda Rasulullah saw,:
مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا
عَلَى طَعَامٍ أَوْ شَرَابٍ مِنْ حَلاَلٍ صَلَّتْ عَلَيْهِ مَلآِئكَةٌُ سَاعَاتِ
شَهْرِ رَمَضَانَ وَصَلَّى عَلَيْهِ جِبْرِيْلُ لَيْلَةَ اْلقَدْرِ
Artinya : “Barang siapa yang memberi sajian buka bagi orang yang
berpuasa berupa makanan atau minuman yang halal, para malaikat akan mendoakan
dirinya pada waktu-waktu bulan Ramadan, dan Malaikat Jibril juga mendoakan
dirinya pada Lailatul Qadar” ( HR. Thabrani dan Abu Syaikh )
4.
Mendidik keimanan, seseorang yang telah sanggup menahan
makan dan minum dari harta yang halal kepunyaan sendiri, sudah barang tentu
tidak akan meninggalkan perintah Allah dan selalu ingat akan perintah Allah dan
senantiasa menjauhi segala larangan nya. Dan akan meningkatkan rasa syukurnya
kepada Allah atas segala nikmat yang tak terhitung . Allah berfirman dalam surat Ibrahim ayat:
وَإِذْ
تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ َلأَزِيْدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ
إِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ (ابراهيم:7)
Artinya : " Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu
memaklumkan Sesungguhnya
jika kamu bersyukur. pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". ( QS.
Ibrahim: 7 )
Hadirin sidang Jum'at Rahimakumullah.
Melalui akhir
khotbah Jum'at ini marilah dalam Ramadhan ini kita jadikan bulan yang penuh
latihan dan pendidikan dengan meningkatkan Ibadah kita kepada Allah swt, agar
kita semua diberi ampunan dan syafa'at-Nya utamanya diberikan kesehatan kepada
kita sekalian sehingga mampu menjalani puasa satu bulan penuh. Yang akhirnya
Allah memberikan kemudahan dan maghfirah-Nya kepada kita sekalian. Amin!
باَرَكَ اللهُ لِى وَلَكُمْ
فيِ اْلقُرْءَآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِاْلأَآيَاةِ وَالّذِكْرِ
اْلحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ اْلعَظِيْمَ لِى
وَلَكُمْ وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ، إِنَّهُ هُوَ اْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ،
وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.
0 komentar " PUASA DAN PENDIDIKAN ", Baca atau Masukkan Komentar
Posting Komentar